Find Us On Social Media :

Kisah Para Sopir Taksi yang Mengangkut Penumpang di Daerah yang Hancur Akibat Tsunami 2011

By Ade Sulaeman, Jumat, 22 Januari 2016 | 09:30 WIB

Kisah Para Sopir Taksi yang Mengangkut Penumpang di Daerah yang Hancur Akibat Tsunami 2011

Intisari-Online.com - Seorang mahasiswa di Jepang membuat tesis mengenai kisah para sopir taksi yang mengangkut ‘penumpang’ di daerah yang hancur akibat Tsunami 2011.

Pada awal musim panas 2011, seorang sopir taksi di Ishinomaki, Prefektur Miyagi, yang telah hancur oleh tsunami beberapa bulan sebelumnya, memiliki pertemuan misterius.

Seorang wanita yang mengenakan mantel naik di taksinya dekat Ishinomaki Station. Wanita itu berujar, "Silakan pergi ke (distrik) Minamiyama." Sopir, berusia 50-an, bertanya, "Daerah ini hampir kosong. Apakah OK?" Lalu, wanita itu berkata dengan suara gemetar, "Apakah aku mati? "

Terkejut dengan pertanyaan itu, sopir kembali menatap kursi belakang. Tidak ada seorang pun di sana.(Baca juga: Awan Tsunami Muncul di Australia, Masyarakat Heboh

Itulah pengantar tesis Yuka Kudo (22), sang mahasiswa sosiologi Tohoku Gakuin University. Di dalam tesis tersebut memang diceritakan kisah tujuh sopir yang mengaku mengangkut ‘hantu penumpang’ beberapa saat setelah gempa yang disusul tsunami melanda wilayah timur Jepang pada 2011.

Kudo pergi ke Ishinomaki setiap minggu di tahun pertamanya untuk mewawancarai sopir taksi. Dia bertanya, "Apakah Anda memiliki pengalaman yang tidak biasa setelah bencana?"

Dia mengajukan pertanyaan tersebut kepada lebih dari 100 sopir taksi, dan banyak yang mengabaikannya. Beberapa menjadi marah. Namun, tidak demikian dengan tujuh sopir taksi yang menceritakan pengalaman misterius mereka kepadanya.

Sopir taksi lain yang berada wilayah tersebut menceritakan kejadian yang tidak bisa dijelaskan.

Menurut sang sopir, seorang pria yang tampak berusia 20-an masuk ke taksinya. Ketika pengemudi melihat ke dalam kaca spion, penumpangnya menunjuk ke arah depan.

Sopir berulang kali bertanya tentang tujuan sang penumpang. Kemudian, penumpang itu menjawab, (gunung) "Hiyoriyama". Ketika taksi tiba di sana, orang itu menghilang.

Rekening ketujuh pengemudi tidak dapat dengan mudah menghentikan ilusi sederhana. Itu karena jika penumpang naik di taksi mereka, sopir mulai menyalakan argo, yang dicatat.

Meskipun sang penumpang memang "hantu," mereka masih dihitung sebagai pengendara. Akibatnya, pengemudi dipaksa untuk membayar tarif mereka.

Sebagaian besar sopir mengaku ‘penumpang hantu’ mereka berusia muda, hal ini diyakini mereka bisa menjadi roh dari korban bencana 2011.

“Anak-anak muda merasa sulit menerima (kematian mereka) ketika mereka tidak bisa bertemu orang-orang yang mereka cintai. Karena mereka ingin menyampaikan kepahitan mereka, mereka mungkin telah memilih taksi, yang seperti kamar pribadi, sebagai media untuk melakukannya,” kata Kudo.

Satu hal yang membuat Kudo terkesan adalah bahwa para sopir tersebut tidak memiliki rasa takut terhadap penumpang hantu mereka, bahkan mereka justru menaruh rasa hormat. Mereka menganggap pertemuan tersebut sebagai pengalaman penting yang harus dihargai.

Supir taksi merasakan kesedihan sehari-hari penduduk di Ishinomaki di mana banyak orang tewas akibat tsunami. Salah seorang mengatakan bahwa ia kehilangan anggota keluarga dalam bencana.(Baca juga: Tolak Hukuman Mati Warganya, Tony Abbott Singgung Bantuan Australia saat Tsunami Aceh

Sementara yang lainnya mengatakan, "Hal ini tidak aneh untuk melihat hantu (di sini). Jika saya menemukan hantu lagi, aku akan menerimanya sebagai penumpang saya. "

Kudo berasal dari Prefektur Akita, yang tidak terkena tsunami. Sebelum mewawancaraai sopir taksi, ia hanya memikirkan korban sebagai "ribuan orang" yang telah meninggal dalam bencana itu.

"(Melalui wawancara,) saya belajar bahwa kematian setiap korban membawa kepentingan," katanya. "Saya ingin menyampaikan hal ini (kepada orang lain)."

(ajw.asahi.com)