Sementara bila sang ayah meninggal, maka harus dicarikan figur pengganti, bisa dari paman atau kakeknya. Sehingga anak bisa tetap tumbuh normal sebagaimana anak yang ditunggui kedua orangtuanya.
Yulistin juga mengungkapkan bahwa mereka yang hidup berpasangan akan lebih sehat secara psikologis dibanding yang hidup sendiri. “Namun bukan berarti mereka yang memilih hidup sendiri lantas tidak bisa bahagia,” tambahnya.
Setiap orang membutuhkan teman hidup untuk berbagi cerita, berbagi keluh-kesah, serta kebutuhan untuk didengarkan dan mendengarkan. Karena itu tidak ada salahnya untuk membuka hati kembali dan coba memikirkan untuk mencari pasangan lagi.
--
Tulisan ini pernah dimuat di Intisari Extra November 2012, ditulis oleh Risma Hasnawaty, dengan judul asli Bangkit Setelah Ditinggal Pergi; Duka Tak Harus Selalu Ditambah Nestapa.