Find Us On Social Media :

Bangkit Setelah Ditinggal Pergi: Pentingnya Dukungan Orang Terdekat (2)

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 17 Maret 2015 | 20:30 WIB

Bangkit Setelah Ditinggal Pergi: Pentingnya Dukungan Orang Terdekat (2)

Intisari-Online.com – Menangis dinilai ampuh menyembuhkan luka psikis dan mampu menurunkan beban pikiran. Pengeluaran air mata dirangsang oleh hormon prolaktin. Wanita memiliki kandungan prolaktin lebih besar dibanding dengan pria, sehingga wanita lebih mudah menangis. Apalagi bila ditinggal oleh pasangan. Bagaimana mereka harus bangkit setelah ditinggal pergi pasangan? Di sinilah pentingnya dukungan orang terdekat bagi mereka.

--

Mereka yang ditinggal pasangan pada awalnya pasti akan merasa kehilangan pegangan. Tetapi dengan berjalannya waktu, dukungan dari keluarga, penghiburan dari teman dan sahabat, akan membantu mereka menata diri.

Orang yang sedang berduka juga cenderung melakukan hal-hal yang dramatis dan kadang tidak realistis. Kehadiran keluarga dan sahabat akan sangat membantu pemulihan kondisi mental mereka.

“Karena itu jangan biarkan mereka kesepian dan larut dalam kesedihan. Namun tetap beri mereka waktu untuk sendiri. Kalau terlalu larut, khawatir akan menjadi depresi,” tuturnya.

Mendekatkan diri pada Tuhan, supaya bisa mengikhlaskan kepergian suami. Mensyukuri hal-hal yang baik yang pernah dilewati bersama pasangan. Menarik kesadaran pada saat ini, tidak larut dengan masa lalu atau terlalu memikirkan masa depan, juga bisa dengan cara mengalihkan perhatian pada anak-anak dan pekerjaan.

Ketika hati dan pikiran sudah mulai tenang, Yulistin menyarankan agar pasangan yang ditinggal mulai mengevaluasi rencana-rencana pernikahan yang telah dibuat dulu bersama mendiang pasangan. Misal, soal pendidikan anak, pembiayaan rumah, dan sebagainya.

“Jika masih sendiri dan belum memiliki anak, mungkin dapat dipikirkan kembali apakah akan tetap tinggal di rumah sendiri atau kembali tinggal bersama orang tua,” tuturnya.

Cari figur pengganti

Bagi mereka yang telah memiliki anak, persoalan tentu akan lebih kompleks. Apalagi jika hanya suami yang menjadi penopang ekonomi keluarga sedangkan sang istri tidak memiliki pekerjaan. Karena itu, mereka harus mulai memikirkan apa yang akan dilakukan untuk mendatangkan penghasilan dan menopang hidup.

Selain itu, mereka yang ditinggal pasangan dan memiliki anak akan merasa kesulitan untuk menghadirkan sosok ayah bagi anak-anaknya. “Namun figur laki-laki ini bisa tetap didapat dari keluarga, misal dari kakek atau paman-pamannya,” ujar Yulistin.

Figur pengganti ayah yang meninggal ini sangat penting bagi perkembangan mental anak. Dari sosok ayah, anak dapat mempelajari keberanian, ketegasan, serta tanggung jawab. Pada sosok ibu, anak belajar kelembutan, kasih sayang, perlindungan dan perawatan  kehidupan.