Find Us On Social Media :

Toko Online, Melesat Jika Konsumen Terpikat

By Rusman Nurjaman, Selasa, 9 Juli 2013 | 17:00 WIB

Toko Online, Melesat Jika Konsumen Terpikat

Zalora juga menggunakan promosi online di media sosial, Google, dan Yahoo sebagai bagian dari strategi marketing online-nya. Selain itu, Zalora juga gencar dalam offline marketing, misal beriklan di televisi dan media cetak. Kemudian melakukan kerjasama dengan beberapa institusi tertentu seperti Telkomsel dan Bank BCA.

Membuka toko secara fisik juga (offline)

Serupa dengan Zalora, Bhinneka juga mempergunakan marketing online dan offline dalam berpromosi. Namun, toko online yang berfokus pada penjualan produk elektronik ini memiliki strategi unik untuk menghimpun kepercayaan konsumer dalam berbelanja. Caranya,  membuka toko fisik (offline) pada tahun 2004. Keputusan ini kemudian menjadi titik balik karena kepercayaan orang mulai meningkat.

Strategi awal yang dilakukan Bhinneka mungkin tidak fokus ke bisnis online, karena aktivitas bisnisnya lebih banyak di offline. Hendrik Tio, pendiri dan Direktur Bhinneka.com, menjelaskan bahwa saat itu karakter masyarakat Indonesia belum siap untuk bertransaksi online. Namun dalam perkembangannya Bhinneka.com memang lebih dikenal sebagai toko online, terutama untuk konsumen di luar Jakarta.

“Sekarang kecenderungannya mencari apa saja lewat internet. Tidak lagi lewat buku kuning. Karena itu, kita harus memberikan penetrasi yang berbeda,” jelas Hendrik.

Untuk meningkatkan kepuasan berbelanja, Bhinneka memberikan pelayanan purnajual (after sales service). Artinya, barang yang sudah dikirim bisa ditukar kembali jika dirasa kurang cocok, asal barangnya masih dalam kondisi baik. Selain itu, Bhinneka juga mengembangkan fitur website agar lebih menarik dan tidak monoton. Variasi produk juga jauh lebih banyak, mulai dari laptop, kamera, tablet, dan berbagai produk IT serta alat-alat elektronik lain.

Saat memulai toko online, Hendrik juga menemui kerikil dalam perjalanan bisnisnya. Ketika itu, orang tidak percaya pada transaksi online karena merebaknya cybercrime. Banyak situs besar yang mati. Zalora lebih beruntung karena ketika muncul, apresiasi dan kepercayaan masyarakat pada bisnis online mulai pulih. Keduanya tentu memiliki strategi tersendiri dalam  mempertahankan dan memperluas pasar.

Saat ini Bhinneka mempunyai 400 karyawan dan 6 toko offline di Jakarta. Bhinneka enggan menyebut nilai transaksinya, tapi setahun rata-rata melakukan lebih dari 300 ribu transaksi. Sementara itu, Zalora mencatat 1.000-1.200 transaksi per hari untuk kisaran harga barang puluhan ribu sampai jutaan rupiah.

Di awal operasinya, 70% pelanggan Zalora berasal dari Jakarta. Kini, setelah 2 tahun, pelanggan asal Jabodetabek cuma 40%. Selebihnya tersebar di 512 kota di Indonesia, dengan pelanggan terbanyak berasal dari Bandung, Surabaya, dan Makassar.

Di masa mendatang, Zalora akan melakukan dua hal. Pertama, tetap menjalankan kegiatan e-commerce agar orang tahu dengan keberadaan Zalora. Kedua, mempertahankan pengalaman berbelanja pelanggan (customer experience).  Caranya, pengiriman barang harus selalu tepat waktu dan mempertahankan kualitas.

Zalora mempunyai warehouse  sendiri untuk menyimpan barang. Tujuannya, agar bisa melakukan kontrol kualitas pada saat ada order.