Find Us On Social Media :

Toko Online, Melesat Jika Konsumen Terpikat

By Rusman Nurjaman, Selasa, 9 Juli 2013 | 17:00 WIB

Toko Online, Melesat Jika Konsumen Terpikat

Intisari-Online.com - Tumbuh pesatnya pengguna internet di Indonesia mendorong kemunculan inovasi baru dalam dunia bisnis. Pelaku bisnis berduyun-duyun membuka dan melakukan ekspansi usaha secara daring (online), baik bisnis berskala kecil maupun besar. Ini terbukti dari keberhasilan toko-toko online (online shops) menjaring pembeli di Tanah Air.

Tak terhitung banyaknya toko daring yang menggunakan media sosial, mikroblog, maupun website untuk memasarkan produk dan jasanya. Namun di antara banyaknya toko virtual itu, hanya segelintir yang benar-benar mengaplikasikan strategi marketing daring secara serius. Padahal, penggarapan strategi marketing yang terencana dengan baik dapat melipatgandakan keuntungan.

Menjaring pangsa pasar daring

Zalora Indonesia dengan nama situs zalora.co.id merupakan salah satu toko daring besar yang terlihat menuai keuntungan besar dari bisnis itu. Mereka memanfaatkan peluang di balik pertumbuhan pendapatan kelas menengah Indonesia yang terus meningkat.

Dari segi persentase jumlah pengguna internet, Indonesia memang masih kalah dari Singapura dan Malaysia. Namun bagi Catherine Hindra Sutjahjo, Manajer Zalora Indonesia, potensi pasar di Indonesia cukup besar. Bank Dunia mencatat, saat ini jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 56,5% (136 juta jiwa). Pengguna internet di Indonesia yang kini sekitar 63 juta orang diprediksikan masih akan meningkat pesat. “Kami melihat ada peluang di sana, karena ada kemampuan berbelanja,” ujar Catherine.

Dengan transaksi berbasis online, Zalora juga dapat memberikan akses berbelanja yang merata ke seluruh pelosok Indonesia. Selama ini, hal tersebut tidak  bisa dilakukan oleh pusat-pusat perbelanjaan yang berpusat di kota-kota besar saja. Namun dengan transaksi yang bersifat virtual, Zalora harus menempuh strategi khusus untuk menjaring pasar online. Pasalnya, tidak semua orang tertarik dan berani  menjajal bertransaksi tanpa tatap muka dengan alasan keamanan.

Dalam menjalankan bisnisnya, Zalora berpegang pada 4 prinsip. Pertama, pilihan barang yang beragam. Saat ini Zalora menjual lebih dari 500 brand dengan jumlah lebih dari 30.000 ribu jenis produk. Kedua, free delivery. Ini dilakukan agar semua orang mempunyai akses yang sama untuk berbelanja barang dengan harga dan kualitas yang sama.

Dua prinsip berikutnya sengaja dirumuskan untuk melayani pembeli di Indonesia agar mereka tertarik berbelanja online, yaitu cash on delivery (COD) dan garansi tujuh hari pengembalian (cash back). Biasanya, orang kalau belanja biasanya akan memesan dan mentransfer uang terlebih dahulu, lalu menunggu barang datang. Zalora merupakan salah satu pelopor COD di Indonesia. Mekanisme COD memungkinkan orang untuk menepis keraguan untuk membeli karena barang dapat dibayar saat sampai ke tangan pelanggan.

Sementara dengan adanya garansi tujuh hari pengembalian (cash back) ditawarkan Zalora untuk mengurangi ketakutan orang berbelanja online. Di situlah orang bisa bilang tidak ada risiko bagi siapa pun untuk berbelanja secara daring.

“Kita bersyukur karena tingkat pengembalian barang hanya 5 persen. Ini tidak masalah, karena yang penting pembeli puas dengan pelayanan kami,” tutur perempuan kelahiran Surabaya itu.

Pelayanan ini masih ditunjang dengan tampilan website yang lengkap. Produk yang dipajang bisa dilihat secara mendetail. Setiap barang minimal memiliki 4-5 foto dengan diberi keterangan-keterangan yang detail, seperti lebar bahu, pinggang, dan panjang lengan. Dengan informasi yang lengkap, pelanggan dapat membayangkan rupa barang yang dibelinya.

Untuk mengetahui tren yang berkembang di masyarakat Zalora mempunyai tim khusus yang sudah berpengalaman di industri fashion 15-20 tahun. Jadi mereka tahu apa  yang sedang menjadi tren di Indonesia, kawasan Asia dan dunia.  Dan memproyeksikan tren ke depan seperti apa.