Find Us On Social Media :

Uang Suami atau Istri? Yang Penting Diskusi & Investasi!

By J.B. Satrio Nugroho, Selasa, 29 Oktober 2013 | 12:00 WIB

Uang Suami atau Istri? Yang Penting Diskusi & Investasi!

Banyak keluarga sebenarnya tertipu, karena merasa pengeluaran besar tapi tidak memiliki apa-apa, karena dimiliki dengan cara berutang. Seharusnya, seperti dijelaskan Benny, kalau keluarga mau sejahtera, yang dilakukan adalah dengan cara menambah aset produktif sebanyak mungkin.

Aset produktif adalah aset yang bisa menghasilkan lagi. Misalnya, keluarga tersebut membeli properti untuk kemudian disewakan. Intinya adalah memasukkan dana ke aset yang return-nya lebih tinggi dari inflasi.

Menabung di bank, menurut Benny, merupakan cara yang salah dalam mengelola dana. Benny menerangkan, Inflasi saat ini berkisar di 6%, sedangkan bunga bank sekitar 3%. Artinya minus. Seharusnya dana ditaruh di investasi yang nilainya lebih tinggi dari inflasi. Investasi dapat dimulai dari nilai yang paling kecil, yaitu reksadana.

Benny menerangkan, bagi yang belum begitu paham bagaimana seharunya mengelola keuangan keluarga, ada dua prinsip dasar yang harus dilakukan suami dan istri.

Prinsip pertama, usahakan menabung minimal 10% dari pendapatan keluarga. Pendapatan bisa merupakan pendapatan suami saja atau gabungan antara pendapatan suami dan istri.

Prinsip kedua, jika harus berutang, nilai utang tidak boleh lebih dari 30% dari sisa pendapatan setelah ditabung. Ini adalah perhitungan paling dasar, bagi yang belum dihitung secara detail misalnya tabungan pendidikan berapa, cicilan rumah, dan sebagainya.

Bagi yang sudah ada itungannya, tabungan itu dikelola dalam bentuk investasi. Benny menekankan, jangan berpikir menabung ketika ada sisa. “Yang benar adalah: begitu dapat uang, minimal 10% investasi, 90% boleh dihabisin,” kata Benny.

Apakah uang sisanya harus dihabisin? “Ya silakan saja; orang kan harus memberi penghargaan atas dirinya sendiri setelah capek mengumpulkan uang,” tandas Benny.