Find Us On Social Media :

Uang Suami atau Istri? Yang Penting Diskusi & Investasi!

By J.B. Satrio Nugroho, Selasa, 29 Oktober 2013 | 12:00 WIB

Uang Suami atau Istri? Yang Penting Diskusi & Investasi!

Intisari-Online.com - Buku karya John Grey, Men are from Mars, Women are from Venus menggambarkan bagaimana laki-laki dan perempuan melihat dunia dengan kacamata yang berbeda. Ternyata, laki-laki dan perempuan mempunyai cara yang berbeda pula dalam melihat uang, atau dalam hal ini, mengelola uang.

Perbedaan itu membuat adanya semacam pembagian keuangan di beberapa pasangan suami istri. Masalah cicilan rumah, misalnya, dipegang oleh suami, bersama dengan pembayaran tagihan-tagihan lain, seperti telepon, TV kabel, listrik, PAM, dan sebagainya. Istri memegang tanggung jawab belanja bulanan dan kepentingan anak, termasuk pembayaran asuransi pendidikan anak, kesehatan, dan sejenisnya.

Namun apakah pembagian keuangan di antara suami dan istri itu perlu?

Benny Rahardjo, Financial Planner dari QM Financial, mengemukakan bahwa sebetulnya masalah perencanaan keuangan keluarga bukan masalah gender. Yang paling penting adalah kesepakatan pembagian tugas antara antara suami dan istri.

Benny menambahkan, sebenarnya pembagian tanggung jawab keuangan antara suami dan istri sudah tidak lagi relevan pada zaman sekarang. Sekarang, dengan e-payment, semua dimudahkan.

Memang, diakui Benny, ada perbedaan cara belanja antara perempuan dan laki-laki. Dituturkan Benny, perempuan cenderung sering belanja, namun kecil-kecil, baik nominal harga dan jumlahnya. Misalnya, belanja tas, sepatu, baju, dan sejenisnya.

Nah, kalau laki-laki, belanjannya jarang, namun sekali belanja, barangnya besar dan harganya mahal! “Perempuan masih bisa mengontrol dalam hal besaran. Kalau lelaki, impuls belanjanya lebih kecil, tapi kalau sudah mengingini sesuatu, dia sudah tidak peduli dengan harga,” kata Benny.

Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan oleh Barclays Wealth Female Client Group memberikan perbandingan yang lebih detail mengenai perbedaan pria dan wanita dalam hal finansial. Menurut penelitian tersebut, perempuan lebih enggan mengambil risiko daripada pria, baik keuangan rumah tangga maupun keuangan bisnis.

Namun demikian, wanita lebih disiplin dalam mengelola keuangan yang menjadi tanggung jawabnya. Hal itu bisa dilakukan dengan menjaga agar kekayaan tetap stabil, mencurahkan lebih banyak waktu untuk meneliti jumlah pemasukan dan pengeluaran, merencanakan dana pensiun, atau sekadar mengikuti perencanaan keuangan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Walaupun perempuan lebih tidak percaya diri terhadap kemampuan mengelola keuangannya, penelitian tersebut menunjukkan bahwa pria ternyata cenderung mendelegasikan pengaturan keuangannya kepada orang lain. Namun perempuan punya ketertarikan untuk mencoba beberapa strategi pengelolaan finansial dan membuktikan apakah strategi tersebut efektif atau tidak.

Perbedaan karakter antara laki-laki dan perempuan di atas bisa menjadi patokan pembagian tanggung jawab keuangan keluarga. Namun demikian, tutur Bennny, sebenarnya yang terpenting bukanlah siapa bertanggung jawab pada bagian apa, namun bagaimana suami dan istri menyisihkan pemasukan keluarga untuk kemudian diinvestasikan.

Benny menuturkan, setiap keluarga pasti ingin sejahtera. Kesejahteraan tentu diukur dari apa yang dipunya dan berapa besar pengeluaran keluarga tersebut. “Nah, sekarang kan masalahnya bagaimana bisa mempunyai harta banyak, pengeluaran juga bisa besar,” ujar Benny.