4 Mitos yang Bikin Cokelat Enak Ditolak

Moh Habib Asyhad

Penulis

4 Mitos yang Bikin Cokelat Enak Ditolak

Intisari-Online.com - Coklat tak hanya enak dan sensasional, tapi juga memiliki banyak kasiat. Meski demikian, masih ada beberapa kalangan yang enggan mengonsumsi coklat karena terpengaruh oleh beberapa mitos soal dampak coklat terhadap tubuh dan kesehatan.

Masyarakat Inggris termasuk penggemar berat coklat. Tingkat konsomsi mereka mencapai 11 kg per orang dalam setahun. Namun, seperti halnya beberapa kalangan di dunia, orang inggis juga masih ada yang percaya dengan mitos-mitos seputar coklat.

Ada 4 mitos kaut sputar coklat yang sampai saat ini masih berkembang. Berikut mitos-mitos itu seperti yang dibeberkan BBC.

1. Dark Chocolate mengandung lebih sedikit kalori dari milk chocolate.

Jika dihitung kadar kalorinya, sebenarnya kedua jenis coklat ini sama-sama memiliki jumlah yang sama per 100 gramnya, yaitu 550 kkal. Meski demikian, ini yang harus diperhatikan, dark chocolate lebih banyak kandungan kakaonya yang memiliki kandungan kesehatan lebih tinggi.

2. Coklat menimbulkan jerawat.

Beberapa orang menganggap memiliki kulit lebih sensitif jika mengonsumsi coklat, sehingga memilih untuk menghindar dari makanan lezat ini. Satu hal yang perlu diperhatikan, belum ada bukti bahwa coklat bisa membuat kulit sensitif.

3. Coklat menyebabkan migran.

Tidak dipungkiri, coklat memang mengandung sedikit tyramine dan phenylethylamine—asam amino dari protein dalam coklat—yang bisa menyebabkan migran. Namun, tidak ada bukti bahwa coklat sendiri bisa menyebabkan migran.

4. Coklat membuat gemuk.

Ini yang paling sering mencuat. Soal menyebabkan gemuk, itu tergantung seberapa besar kita mengonsumsinya. Makan coklat setiap hari melebihi takaran yang dianjurkan, tentu saja akan menyebabkan penambahan berat badan. Namun, dengan pola makan yang sehat dan seimbang, juga disertai olahraga yang cukup, rasanya coklat masih cukup relevan digunakan sebagai hadian ulang tahun orang terdekat Anda.

Toh, namanya juga mitos, Anda boleh percaya boleh juga tidak. Tapi, dengan beberapa paparan tadi, setidaknya bisa menjadi pertimbangan untuk menikmati sebungkus coklat tanpa rasa waswas.