Penulis
Dari banyak kajian bisa disimpulkan: Tol Cipularang memang menyimpan bahaya. Tapi bisa diantisipasi jika kita taat aturan.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Bisa dibilang, Tol Cipularang adalah salah satu ruas jalan tol paling ramai di Indonesia. Bagaimana tidak, jalan tol ini memang menghubungkan dua kota besar yang relatif berdekatan: Jakarta-Bandung.
Selain dikenal karena kepadatannya, Tol Cipularang juga dikenal sebagai salah satu jalan tol yang paling berisiko. Sudah ada beberapa kecelakaan yang terjadi di jalan tol ini sejak diresmikan pada 2005 silam.
Yang paling baru tentu kecelakaan yang terjadi pada Senin (11/11) sore kemarin yang melibatkan sekitar 17 kendaraan. Satu korban meninggal dunia sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka. Sudah ada begitu banyak penjelasan kenapa sering terjadi kecelakaan di jalan tol ini, tapi masih banyak masyarakat yang mengaitkannya dengan sesuatu yang berbau mistis.
Di ruas jalan tol ini juga terdapatjembatan tol tertinggi (Jembatan Cikubang setinggi 50 m pada Km 110+076) serta jembatan tol terpanjang (Jembatan Cipada pada Km 111, sepanjang 700 m).Di luar kehebatan teknis tadi, Cipularang juga menyimpan misteri. Ada banyak cerita misteri di baliknya.
Konturnya unik dan "rawan"
Lepas dari keangkeran itu, tol Cipularang memang unik karena ia melintasi daerah yang patut diwaspadai. Seksi 2 di ruas Purwakarta - Plered, secara geologis berada di wilayah batuan sedimen.
Mulai sekitar Km 83 yang masuk kawasan Purwakarta Selatan hingga sekitar 7 km berikutnya ke arah Bandung, badan jalan harus melintasi dua wilayah batuan lempung, yaitu Batuan Lempung Subang dan Batuan Lempung Jatiluhur. Sedangkan selebihnya hingga ke Padalarang, berada di tanah batuan vulkanik.Mendirikan suatu struktur bangunan di atas batuan sedimen yang terbentuk pada zaman tersier ini memang bukan perkara mudah.
Umur batuan muda, sekitar lima juta tahun, membuat sifat pergeserannya tinggi alias gampang longsor. Longsoran-longsoran kecil bahkan sudah terjadi jauh sebelum pembangunan dilakukan.
Masalah mulai timbul ketika batuan lempung yang dikupas kemudian terpapar udara atau air hujan. Kandungan mineral montmorilonit di dalam batuan akan mengembang. Apalagi kadar montmorilonit di dua wilayah itu tergolong tinggi, bahkan di atas 50%.
Batuan Lempung Subang dan Batuan Lempung Purwakarta seperti dibangkitkan dari tidur panjangnya.Sebenarnya, kondisi tadi bisa diantisipasi. Paling tidak, Dr. Imam Sadisun, geolog dari Institut Teknologi Bandung meyakinkan, antisipasi sang kontraktor (dalam hal ini PT Adhi Karya) terhadap ancaman longsor di Cipularang umumnya sudah baik.
Ini sesuai dengan perencanaan awal proyek.“Kita bisa melihat potongan lereng yang cukup landai di (wilayah) batuan lempung ini. Juga adanya treatment timbunan tanah, jaring-jaring, ditambah drainase. Jadi, secara teoritis aman-aman saja,” jelas Imam.
Jika kebetulan melintasi Cipularang, kita dapat menyaksikan sendiri antisipasi yang dimaksud. Dari jalur A (ke arah Bandung) antisipasi itu berada di kanan jalan.Wilayah batuan sedimen yang dilintasi langsung badan jalan bahkan tidak terlalu panjang. Sekitar 800 m, antara Km 91 - 92, yang menghubungkan Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, dengan Kecamatan Pasir Honje.
Dengan segala pertimbangan, bahkan sempat mengemuka pemikiran untuk membangun sebuah jembatan di atasnya. Jembatan memang lebih mudah dikerjakan, meski biayanya tidak murah. Namun, entah mengapa, keputusan yang belakangan diambil justru menimbun wilayah yang labil itu.
Timbunan setinggi 35 m dan menghubungkan dua bukit itu konon merupakan yang tertinggi di Indonesia!
Terhadap solusi itu, Imam menyatakan tidak keberatan, karena secara teknis hal itu dapat dilakukan. "Tapi syaratnya, harus dilakukan investigasi longsoran secara detail dan akurat. Penyelesaiannya juga jangan setengah-setengah," tandasnya. Namun, hingga jalan tol resmi digunakan, ia mengaku belum melihat pemetaannya.
Ada jalur "S" yang harus diwaspadai
Masalahnya, berdasarkan pengamatan geolog kelahiran Purworejo ini, wilayah sekitar Pasir Munjul sebenarnya masih menyimpan potensi longsoran. Bahkan sifatnya multiple successive sliding, atau kumpulan longsoran kecil di dalam sebuah longsoran besar yang ujungnya di sistem lembah terbawah yaitu di sungai.
Nah, akankah ini berbahaya?
Imam tidak berkomentar lebih jauh.Yang jelas, hanya tiga bulan sejak diresmikan, prestasi Cipularang sudah tercoreng. Ruas jalan di Km 91+400 wilayah Dusun Batu Datar didapati amblas sedalam 50 cm.
Akhir November 2005, terdapat tiga amblasan jilid dua, yaitu antara Km 91+600 – 91+925, yang berada di wilayah Pasir Honje. Akibatnya, jalan tol itu sempat ditutup sementara.Kabar ini tentu mengejutkan masyarakat pengguna jalan, karena menyangkut keselamatan mereka.
Untungnya, pihak pengelola jalan, yaitu PT Jasa Marga, secara sigap langsung melakukan perbaikan. Bahkan khusus di kawasan rawan amblas ini didirikan pos pengamatan untuk memantau kondisi jalan selama 24 jam.
Menurut PT Jasa Marga, kejadian di Pasir Honje disebabkan patahnya gorong-gorong saluran air di bawah jalan. Soal ini dibenarkan Dr. Adrin Tohari, geolog dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), yang sempat mempelajari areal di sekitar lokasi amblasan.
“Patahnya kemungkinan akibat pergerakan tanah, tapi tidak terdeteksi sebelumnya. Jadi, ketika air menumpuk, terjadi lubang besar di dalam,” demikian analisisnya.Jika tidak tersalurkan, akumulasi air memang bisa jadi biang kerok amblasan di wilayah batuan sedimen.
Apalagi diketahui, susunan batuan di TKP (tempat kejadian perkara) terdiri atas endapan vulkanik berupa tufa, lalu di bawahnya aluvial purba (bekas aliran sungai purba), sedangkan paling dasar barulah batuan lempung.Air dalam volume besar, seperti di musim hujan, akan mentok dan terakumulasi dalam batuan paling dasar setelah terserap oleh tufa dan aluvial.
Dari sanalah mulai timbul pergerakan tanah.Kejadian di sekitar wilayah batuan sedimen Cipularang tentunya tidak mencerminkan kondisi di Cipularang seluruhnya. Secara umum, jalan tol dinyatakan layak digunakan. Hanya saja, tetaplah terus berdoa dan taatilah peraturan lalu lintas.
Terlebih, dari sisi lalu lintas, wilayah ini kebetulan termasuk daerah rawan kecelakaan. Dari arah Bandung, jalannya menurun tajam dan berkelok seperti huruf “S”. PT Jasa Marga memasang banyak rambu agar pengguna jalan mengurangi kecepatan dan lebih berhati-hati.
Bikin halusinasi
Perhatian lebih mesti diarahkan ke turunan seperti huruf "S" tadi. Boleh percaya boleh tidak soal keangkeran di wilayah ini. Tapi singkirkan dulu syak wasangka itu dan dengar apa kata Agus Budi Wibowo, ahli radiesthesia dari Jakarta.
Sepanjang jalur tol yang membentang mulai dari pintu tol Dawuan (di jalur tol Jakarta - Cikampek) hingga Padalarang terdapat sejumlah potensi gangguan dari gelombang geopati. Asalnya dari tanah dan aliran air. "Bisa saja (gelombang geopati itu) berpengaruh pada mereka yang melintas," katanya.
Berdasarkan "penglihatan" Agus melalui peta kawasan itu, setidaknya terdapat dua gangguan yang berasal dari tanah dan sembilan berasal dari air. Soal gangguan dari tanah, lokasinya antara Km 60-70 dan Km 86-90.
Sedangkan gangguan dari aliran air umumnya membentang dari timur laut ke barat daya yang terbentang di jalan sepanjang 59 km itu.“Gangguan terbanyak berasal dari tanah, air, atau ‘lainnya’, ada di antara kilometer 83 dan 93 seperti yang ada di peta.
Untuk tahu persisnya, saya harus ada di lokasi,” jelas murid Romo Lukman, ahli radiesthesi dari Purworejo ini. Radiestesi itu ilmu yang mempelajari lokasi sumber medan magnet dari Bumi. Gelombang medan magnetik yang umumnya berasal dari tanah, aliran air, atau bahkan supranatural, diyakini dapat mengganggu manusia.
Ilmu ini dapat juga dipakai mencari gangguan di rumah, atau pada tubuh, dalam pengobatan.Menurut Agus, gangguan yang timbul di jalan raya bisa saja mengganggu pengendara, walau mereka hanya melintas sekejap.
Efeknya bisa berupa rasa tidak nyaman, pusing, atau bahkan halusinasi. “Saya tidak tahu apakah ada kejadian aneh di sana. Saya hanya mendengarnya dari Anda,” tuturnya ketika Intisari mengonfirmasi beberapa kabar burung tentang angkernya Cipularang.
Untuk menetralkan gelombang negatif, menurut Agus, di suatu lokasi perlu ditanam kumparan khusus terbuat dari tembaga murni. Bagi pengguna jalan, kumparan sejenis bisa dipasang pada kaca spion kendaraan.
Alat itu biasanya digunakan sebagai penetral gelombang yang berasal dari getaran badan kendaraan agar tidak mengganggu manusia di dalamnya.
Yang penting, saat melintas tol ini berhati-hati dan pastikan semua dalam kondisi fit, baik mobil maupun pengemudinya. Jika mengantuk tidur sebentar di tempat peristirahatan. Jaga kecepatan, syukur mau mematuhi aturan kecepatan yang sudah ditetapkan pihak pengelola jalan tol.
Tips berkendara di jalan tol
Ini tidak berlaku untuk Tol Cipularang saja, tapi jalan tol-jalan tol di mana pun Anda berkendara. Simak tips berkendara di jalan tol, sebagaimana tikutip dari Kompas.com.
1. Patuhi batas kecepatan
Mengemudi di jalan bebas hambatan harus mematuhi batas kecepatan yang ditentukan. Untuk batas maksimal kecepatan yang diperbolehkan memang lebih tinggi dibandingkan di jalan raya.
Meski demikian, bukan berarti pengendara bisa bebas menginjak pedal gas hingga melebihi batas kecepatan yang diperbolehkan. Kendati kondisi ruas tol minim kendaraan, tetapi potensi kecelakaan yang bisa terjadi tetap ada dan bahkan tinggi.
Apalagi jika pengemudi melaju dengan kecepatan yang melebihi batas kecepatan. "Sebenarnya sederhana, cukup taati aturan saja, termasuk soal batas kecepatan di jalan tol, minimal 60 dan maksimal 100 kilometer per jam," ujar Djoko saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (5/11/2021).
2. Waspadai aquaplaning saat hujan
Intensitas curah hujan di sejumlah wilayah Indonesia yang mulai meningkat membuat situasi saat berkendara menjadi lebih berisiko dibandingkan dalam keadaan normal. Djoko mengingatkan, berkendara di bawah guyuran hujan dan jalan tergenang bisa menimbulkan gejala aquaplaning.
Saat mobil mengalami hal ini, otomatis traksi roda akan sangat berkurang lantaran ban kehilangan daya cengkram. Efeknya bisa sangat fatal, mulai dari mobil yang kehilangan kendali hingga menyebabkan kecelakaan.
Karena itulah pengemudi harus menguasai kendaraannya. "Kalau hujan deras dan tidak dapat menguasai kemudi, sebaiknya berhenti di rest area, waspadai aquaplaning," ujar Djoko.
3. Kondisi pengemudi dan kendaraan harus prima
Ini yang penting, pengemudi harus memastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit sebelum berkendara. Menurut dia, kondisi fisik yang kurang fit bisa menjadi faktor utama terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, pengemudi juga harus memastikan kendaraannya dalam kondisi prima. Djoko mengatakan, penting untuk dilakukan pengecekan kendaraan sebelum berkendara di jalan tol. "Pastikan juga kondisi kendaraan harus prima, masuk jalan tol mobil harus prima," ujar Djoko.
4. Jaga jarak aman
Menjaga jarak aman saat berkendara menjadi hal yang wajib diperhatikan pengemudi. Menurut Djoko, salah satu penyebab kecelakaan yang paling sering terjadi karena pengemudi tidak menjaga jarak aman saat berkendara.
Hal ini menyebabkan pengemudi tak bisa mengantisipasi saat terjadi situasi yang tidak terduga dan berpotensi terjadinya kecelakaan. "Jaga jarak aman antar kendaraan juga, sebagai pengemudi yang profesional pastinya sudah tahu berapa jarak amannya," kata Djoko.
5. Pahami bahwa bahu jalan hanya untuk kondisi darurat
Jika dalam kondisi darurat, gunakan bahu jalan tol. Sebaliknya, jika tidak mengalami kondisi darurat sangat tidak disarankan untuk menggunakan bahu jalan tol untuk berhenti apalagi untuk beristirahat.
Pengelola jalan tol sudah menyiapkan tempat istirahat khusus bagi pengendara yang merasa lelah, yakni di rest area. Larangan berhenti di bahu jalan ini juga ditegaskan melalui rambu yang ada di sepanjang jalan tol.
Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang bisa membahayakan. "Jangan menggunakan bahu jalan bila tidak mengalami kondisi darurat, dan jangan gunakan bahu jalan untuk menyalip, itu berarti kan tidak taat aturan, bahu jalan fungsinya bukan untuk nyalip," kata Djoko. "Kalau semua tadi sudah dilakukan, terakhir sebelum berangkat ya tinggal berdoa," kata Djoko.