Penulis
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---
Intisari-online.com - Fajar menyingsing di ufuk timur, semburat jingga membelai lembut cakrawala.
Embun pagi masih bergelayut manja di pucuk-pucuk rerumputan, kala sang surya mulai merangkak naik, menyapa bumi yang masih muda.
Di awal mula pembentukannya, planet yang kita huni ini hanyalah gumpalan debu dan gas kosmik yang berputar tanpa henti.
Miliaran tahun silam, dalam kegelapan yang pekat dan sunyi, kisah bumi dimulai.
Masa itu, yang dikenal sebagai periode Azoikum, adalah babak pertama dalam sandiwara panjang perjalanan bumi. Suhu membara, laksana neraka yang tak berkesudahan.
Gunung-gunung berapi memuntahkan lahar dan debu vulkanik, menutupi langit dengan awan kelabu. Atmosfer purba masih tipis, belum mampu melindungi bumi dari hantaman meteor yang datang bertubi-tubi.
Di tengah gejolak alam yang dahsyat itu, kehidupan belum menemukan pijakannya. Azoikum, zaman tanpa kehidupan, merupakan masa di mana bumi masih mencari keseimbangannya.
Berjuta-juta tahun berlalu, bumi perlahan mulai mendingin. Hujan meteor mereda, lahar berapi berangsur membeku.
Awan vulkanik yang menyelimuti langit perlahan menipis, membiarkan sinar matahari menyinari permukaan bumi. Uap air yang terkumpul di atmosfer turun sebagai hujan, membentuk lautan dan samudra purba.
Kondisi bumi yang kian stabil ini menandai awal dari periode baru, periode yang jauh berbeda dengan Azoikum, yaitu periode Palaeozoikum.
Perbedaan yang mencolok antara Azoikum dan Palaeozoikum terletak pada munculnya kehidupan. Jika Azoikum adalah panggung kosong tanpa aktor, maka Palaeozoikum adalah pertunjukan akbar kehidupan yang mulai berkembang.
Lautan yang terbentuk pada akhir Azoikum menjadi wadah bagi kemunculan organisme bersel satu yang sederhana.
Mereka adalah pionir-pionir kehidupan, makhluk-makhluk kecil yang menghuni perairan dangkal dan menyerap energi dari matahari.
Seiring berjalannya waktu, organisme bersel satu ini berevolusi, membentuk organisme multiseluler yang lebih kompleks.
Ledakan kehidupan di awal Palaeozoikum, yang dikenal sebagai Ledakan Kambrium, menghasilkan beragam bentuk kehidupan laut yang menakjubkan. Trilobita, brachiopoda, dan makhluk-makhluk bercangkang lainnya memenuhi lautan, menciptakan ekosistem yang kaya dan dinamis.
Perbedaan antara Azoikum dan Palaeozoikum tidak hanya terbatas pada kehadiran kehidupan. Kondisi fisik bumi juga mengalami perubahan yang signifikan.
Pada Azoikum, aktivitas vulkanik dan tektonik sangat intensif, membentuk kerak bumi dan menyebabkan pergeseran benua. Di Palaeozoikum, aktivitas geologi tersebut mulai mereda, meskipun masih terjadi beberapa peristiwa penting, seperti pembentukan pegunungan dan pergeseran lempeng benua.
Perubahan iklim juga memainkan peran penting dalam membedakan Azoikum dan Palaeozoikum. Azoikum ditandai dengan suhu yang ekstrem, baik panas maupun dingin.
Di Palaeozoikum, iklim bumi menjadi lebih stabil, meskipun masih terjadi fluktuasi suhu yang signifikan. Periode glasial dan interglasial bergantian terjadi, mempengaruhi perkembangan kehidupan di bumi.
Lalu, apa yang menyebabkan perbedaan yang mencolok antara Azoikum dan Palaeozoikum?
1. Pendinginan Bumi dan Pembentukan Lautan
Pendinginan bumi yang terjadi pada akhir Azoikum memungkinkan terbentuknya lautan dan samudra.
Air merupakan unsur esensial bagi kehidupan, dan kehadiran lautan menyediakan lingkungan yang kondusif bagi kemunculan organisme pertama.
2. Perkembangan Atmosfer
Atmosfer bumi pada Azoikum masih sangat tipis dan kaya akan gas-gas beracun. Seiring dengan pendinginan bumi, gas-gas vulkanik berkurang dan digantikan oleh gas-gas yang lebih mendukung kehidupan, seperti oksigen dan nitrogen.
Perkembangan atmosfer ini memungkinkan organisme untuk bernapas dan melindungi mereka dari radiasi ultraviolet yang berbahaya.
3. Evolusi Kimia
Di lautan purba, terjadi reaksi-reaksi kimia yang kompleks yang menghasilkan molekul-molekul organik sederhana.
Molekul-molekul ini kemudian berkembang menjadi molekul yang lebih kompleks, seperti protein dan asam nukleat, yang merupakan bahan dasar kehidupan.
4. Seleksi Alam
Organisme yang mampu beradaptasi dengan lingkungan akan bertahan hidup dan bereproduksi, sementara yang tidak mampu beradaptasi akan punah.
Proses seleksi alam ini mendorong evolusi kehidupan dan menghasilkan keanekaragaman hayati yang kita lihat saat ini.
Periode Azoikum dan Palaeozoikum adalah dua babak awal dalam kisah panjang perjalanan bumi.
Azoikum, masa di mana bumi masih bersiap untuk menyambut kehidupan, dan Palaeozoikum, masa di mana kehidupan mulai berkembang dan menghasilkan keanekaragaman hayati yang menakjubkan.
Perbedaan antara kedua periode ini menunjukkan betapa dinamisnya planet kita dan betapa luar biasanya proses evolusi yang telah berlangsung selama miliaran tahun.
Matahari kini telah beranjak tinggi, cahayanya menghujani bumi dengan kehangatan. Kehidupan terus berkembang, menjelajahi setiap sudut planet biru ini.
Sumber:
Buku "Sejarah Kehidupan di Bumi" oleh Douglas Palmer.
Jurnal "Nature" artikel "The Origin of Life" oleh John Sutherland
Website "Geological Society of America" artikel "The Paleozoic Era" oleh Richard Bambach
*
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
---