Find Us On Social Media :

Operasi Militer yang Dilakukan Pemerintah Untuk Menumpas Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948

By Afif Khoirul M, Rabu, 16 Oktober 2024 | 11:25 WIB

Pemberontakan PKI di Madiun 18 September 1948.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Angin pagi berhembus lembut di kota Madiun, Jawa Timur, pada September 1948. Namun, ketenangan itu hanyalah ilusi.

Di balik tembok-tembok rumah, di balik senyum ramah penduduknya, tersembunyi bara api pemberontakan yang siap membakar.

Partai Komunis Indonesia (PKI), dengan ambisi menggenggam kendali republik yang masih muda, melancarkan kudeta berdarah.

Madiun, kota kecil yang tenang, menjadi panggung pertumpahan darah dan tragedi kemanusiaan.

Pemberontakan PKI di Madiun, yang dipimpin oleh Muso dan Amir Sjarifuddin, bagai petir di siang bolong.

Republik Indonesia, yang baru saja merdeka dari cengkeraman penjajah, kembali diuji. Pemerintah yang sah, di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, tak tinggal diam.

Dengan sigap, mereka mengerahkan kekuatan militer untuk memadamkan api pemberontakan dan menyelamatkan negara dari jurang kehancuran.

Operasi Militer, Ketika Republik Mengaum

Operasi militer penumpasan PKI Madiun merupakan babak penting dalam sejarah Indonesia. Ia adalah bukti nyata tekad bangsa untuk mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya.

Operasi ini melibatkan berbagai elemen TNI, di antaranya:

Divisi Siliwangi: Pasukan yang tangguh dan berpengalaman, dipimpin oleh Kolonel Sadikin, bergerak cepat dari Jawa Barat.

Kehadiran mereka di medan laga menjadi suntikan moral bagi pasukan republik dan pukulan telak bagi semangat pemberontak.

Brigade S: Pasukan yang gagah berani ini, di bawah komando Letkol Suharto, berperan penting dalam merebut kembali Madiun dari tangan PKI.

Keberanian dan strategi mereka menjadi kunci keberhasilan operasi militer.

Pasukan TNI lainnya: Berbagai elemen TNI lainnya, termasuk pasukan dari Divisi Brawijaya dan Divisi Diponegoro, turut serta dalam operasi penumpasan.

Mereka berjuang bahu-membahu, mempertaruhkan nyawa demi keutuhan republik.