Find Us On Social Media :

Ngayau, Tradisi Berburu Kepala Suku Dayak di Kalimantan

By Afif Khoirul M, Minggu, 13 Oktober 2024 | 16:00 WIB

Senjata Mandau milik Suku Dayak.

Perjalanan menuju medan perburuan pun diiringi dengan berbagai upacara dan pantangan. Para kesatria Dayak harus menjaga kesucian diri, menghindari makanan tertentu, dan menjauhi perbuatan yang dapat menodai misi suci mereka.

Senjata utama yang digunakan dalam ngayau adalah mandau, sebuah parang panjang yang dianggap memiliki kekuatan magis.

Mandau bukan hanya alat untuk memenggal kepala, melainkan simbol kehormatan dan kebanggaan bagi pemiliknya.

Kepala Manusia: Simbol Kekuatan dan Keberanian

Kepala manusia yang berhasil didapatkan dalam ngayau bukanlah sekadar trofi perang. Ia diyakini memiliki kekuatan spiritual yang dapat melindungi suku dari marabahaya dan membawa kemakmuran. K

epala-kepala tersebut akan diawetkan dan disimpan di rumah panjang sebagai simbol keberanian dan kekuatan.

Bagi para kesatria Dayak, keberhasilan dalam ngayau merupakan puncak kejayaan. Mereka akan mendapatkan gelar kehormatan dan dihormati oleh seluruh anggota suku. Semakin banyak kepala yang berhasil mereka peroleh, semakin tinggi pula status sosial mereka di masyarakat.

Seiring berjalannya waktu, ngayau mengalami transformasi makna. Pengaruh agama dan modernisasi perlahan mengikis praktik perburuan kepala manusia.

Ngayau kini lebih dimaknai sebagai simbol keberanian, persatuan, dan identitas budaya Suku Dayak.

Meskipun demikian, jejak-jejak ngayau masih dapat ditemukan di berbagai aspek kehidupan Suku Dayak. Motif-motif ukiran yang menggambarkan adegan ngayau menghiasi rumah panjang dan benda-benda pusaka.

Tarian-tarian perang yang menggambarkan keberanian para panglima Dayak masih dilestarikan hingga kini.

Ngayau: Warisan Budaya yang Kontroversial