Find Us On Social Media :

Sifat Sejarah Jika Dilihat dari Kasus Pecahnya Perang Dunia II di Eropa Akibat Serangan Jerman ke Polandia

By Afif Khoirul M, Jumat, 4 Oktober 2024 | 08:50 WIB

Ilustrasi - Pada 1 September 1939 peristiwa Perang Dunia II dimulai.

 

---

Intisari-online.com - Sejarah, laksana sungai yang mengalir tanpa henti, membawa serta kisah-kisah masa lalu yang membentuk arus deras peradaban manusia.

Ia adalah cermin yang memantulkan wajah dunia, dengan segala keindahan dan kebobrokannya, dengan segala kejayaan dan kehancurannya.

Dalam pusaran waktu, sejarah mencatat peristiwa-peristiwa penting yang mengubah jalannya takdir, mengukir luka mendalam, sekaligus menaburkan benih-benih harapan.

Salah satu peristiwa monumental yang terukir dalam lembaran sejarah adalah pecahnya Perang Dunia II di Eropa, sebuah tragedi kemanusiaan yang bermula dari ambisi dan dendam yang membara.

Jerman, di bawah kepemimpinan Adolf Hitler, melancarkan serangan kilat ke Polandia pada tanggal 1 September 1939, menandai dimulainya babak baru dalam sejarah dunia yang diwarnai dengan pertumpahan darah, kekejaman, dan penderitaan yang tak terperi.

Agresi Jerman terhadap Polandia bukanlah peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan klimaks dari serangkaian peristiwa yang telah lama membayangi benua Eropa.

Benih-benih konflik telah ditaburkan sejak berakhirnya Perang Dunia I, ketika Perjanjian Versailles yang dirancang untuk menciptakan perdamaian abadi justru menanam bibit-bibit permusuhan dan dendam di hati bangsa Jerman.

Perjanjian tersebut, yang dianggap merugikan dan menghina Jerman, memicu tumbuhnya nasionalisme ekstrem dan keinginan untuk membalas dendam.

Di tengah gejolak sosial dan ekonomi yang melanda Jerman pasca Perang Dunia I, muncul sosok Adolf Hitler, seorang pemimpin karismatik yang menawarkan solusi bagi permasalahan bangsa Jerman.

Hitler, dengan ideologi Nazi-nya, mengobarkan semangat nasionalisme dan menjanjikan kejayaan bagi Jerman. Ia menghasut rakyat Jerman dengan retorika kebencian terhadap kaum Yahudi dan bangsa-bangsa lain yang dianggap sebagai penghalang bagi kebangkitan Jerman.

Ambisi Hitler untuk menguasai Eropa semakin tak terbendung. Ia membangun kekuatan militer Jerman, melanggar ketentuan Perjanjian Versailles, dan melakukan aneksasi terhadap Austria dan Cekoslowakia.

Dunia internasional hanya bisa menyaksikan dengan cemas, berharap Hitler akan puas dengan pencapaiannya dan tidak memicu perang besar.