Find Us On Social Media :

Ketika Jepang Lakukan Pembantaian di Kalimantan Dalam Tragedi Mandor

By Afif Khoirul M, Jumat, 20 September 2024 | 13:30 WIB

Monumen tragedi Peristiwa Mondor di Kalimantan.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di tengah rimba Kalimantan yang lebat, di mana sungai mengalir tenang dan kicau burung bersahutan, pernah tersimpan sebuah kisah kelam yang menggetarkan sanubari.

Peristiwa Mandor, atau yang lebih dikenal sebagai Tragedi Mandor Berdarah, adalah luka sejarah yang tak akan pernah terlupakan.

Di bawah bayang-bayang pendudukan Jepang, Kalimantan Barat menjadi saksi bisu pembantaian massal yang merenggut ribuan nyawa tak berdosa.

Pada tahun 1943, kecurigaan dan ketakutan menyelimuti Kalimantan Barat. Jepang, yang saat itu menduduki wilayah tersebut, menuduh para tokoh masyarakat, bangsawan, dan penduduk setempat terlibat dalam gerakan perlawanan terhadap kekuasaan mereka.

Tuduhan ini menjadi pemicu serangkaian penangkapan dan interogasi yang brutal.

Desa Mandor, yang terletak sekitar 88 kilometer dari Pontianak, dipilih sebagai lokasi eksekusi massal. Di sinilah, ribuan orang tak berdosa, termasuk para sultan, bangsawan, tokoh masyarakat, dan warga sipil, dikumpulkan dan dibantai dengan cara yang tak berperikemanusiaan.

Mereka ditembak, dipenggal, atau dikubur hidup-hidup dalam lubang-lubang besar yang telah disiapkan sebelumnya.

Peristiwa Mandor berlangsung selama beberapa bulan, dari akhir tahun 1943 hingga pertengahan tahun 1944. Jumlah korban yang tewas dalam tragedi ini diperkirakan mencapai 21.037 orang, sebuah angka yang sungguh menyayat hati.

Peristiwa ini menjadi salah satu pembantaian massal terbesar yang pernah terjadi di Indonesia selama masa pendudukan Jepang.

Kebenaran tentang Peristiwa Mandor terungkap melalui berbagai sumber sejarah yang tak terbantahkan.