Find Us On Social Media :

Ketika Raja-raja Mataram Berburu, Untung Ada Kompeni yang Mencatat

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 15 September 2024 | 15:48 WIB

Raja-raja Mataram punya hobi berburu. Cerita-cerita perburuan sang raja untungnya bisa kita lacak lewat catatan perwira-perwira Kompeni.

[ARSIP]

Raja-raja Mataram punya hobi berburu. Cerita-cerita perburuan sang raja untungnya bisa kita lacak lewat catatan perwira-perwira Kompeni.

Penulis: A.S. Wibowo, untuk Majalah Intisari edisi November 1976

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Jika kita sekarang berkendara mobil dari Yogyakarta menuju ke Solo, sebelum tiba di kota Kartasura kita akan bertemu dengan jalan raya Semarang-Solo, di kanan jalan akan kita melihat Markas Kopassus yang dikelilingi lapangan amat luas.

Tempat ini dikenal dengan nama "Kandang Menjangan" yang dahulunya merupakan semacam hutan suaka yang dikelilingi pagar dari balok-balok kayu jati milik Kasunanan Surakarta.

Ke dalam hutan yang merupakan "kandang" amat luas ini dilepaskan berbagai macam hewan buruan yang ditangkap dari hutan atas perintah Sunan. Hewan itu dibiarkan bebas berkeliaran dan berkembang biak. Pada waktu-waktu tertentu Sunan menyelenggarakan acara berburu di tempat tersebut sebagai salah satu rekreasi kaum bangsawan. Tempat semacam ini dalam bahasa Jawa disebut "Krapyak".

Dalam sejarah kita mengenal tokoh Sunan Anyokrowati yang memerintah Mataram tahun 1601-1613 menggantikan Panembahan Senopati pendiri Mataram dan ayah Sultan Agung. Dia dikenal juga dengan nama Sunan Sedo Krapyak, yang artinya "Raja yang meninggal di Krapyak". Menurut cerita, raja ini sedang berburu banteng di dalam Krapyak. Dia menanti hewan buruannya di atas sebuah bangunan tinggi yang khusus dibuat untuk tujuan tersebut.

Ketika seekor banteng lewat di bawahnya, dia segera menembak dan tersungkurlah banteng tadi. Raja segera turun dengan maksud melihat dari dekat hasil buruannya. Tidak disangka bahwa banteng tadi bangkit kembali dan menerjang sang raja hingga tewas.

Berburu memang sudah sejak lama menjadi kegemaran raja dan kaum bangsawan di Jawa. Dari kitab Negarakertagama gubahan Prapanca yang ditulis tahun 1365 kita juga memperoleh berita bahwa raja Hayam Wuruk beberapa kali menyelenggarakan acara berburu di hutan.