Find Us On Social Media :

Awal Mula Perlawanan Pangeran Nuku dari Kerajaan Tidore

By Afif Khoirul M, Jumat, 13 September 2024 | 15:00 WIB

Berikut ini penjelasan secara singkat perjuangan Nuku dari Kerajaan Tidore saat melawan penjajahan yang dilakukan VOC.

Nuku yang saat itu masih berusia muda, dipaksa untuk menyaksikan ayahnya diasingkan ke Batavia, meninggalkan kerajaan dalam kekosongan kekuasaan.

Belanda memanfaatkan kesempatan ini untuk mencampuri urusan internal Tidore, mengangkat sultan boneka yang tunduk pada perintah mereka.

Nuku menolak untuk tunduk pada penjajah. Ia melihat bagaimana Belanda mengeksploitasi kekayaan alam Maluku, memaksa rakyatnya untuk bekerja sebagai budak di perkebunan cengkeh dan pala, dan menghancurkan budaya serta agama mereka.

Ia merasakan luka mendalam di hati rakyatnya, yang merindukan kebebasan dan martabat mereka.

Dengan semangat membara, Nuku memulai perlawanan yang akan mengguncang sendi-sendi kekuasaan Belanda di Maluku.

Ia meninggalkan istana dan menghimpun kekuatan dari berbagai penjuru. Ia menjalin aliansi dengan kerajaan-kerajaan lain yang juga menderita di bawah penjajahan Belanda, seperti Ternate, Bacan, dan Seram.

Ia juga mendapat dukungan dari para pemimpin suku dan rakyat jelata yang siap berjuang demi kemerdekaan mereka.

Nuku memimpin pasukannya dengan keberanian dan strategi yang brilian. Ia melancarkan serangan gerilya terhadap pos-pos Belanda, mengganggu jalur perdagangan mereka, dan membebaskan daerah-daerah yang dikuasai mereka.

Ia juga membangun armada laut yang kuat, yang dikenal sebagai kora-kora, yang mampu mengimbangi kapal-kapal perang Belanda.

Perlawanan Nuku berlangsung selama puluhan tahun, penuh dengan pertempuran sengit, pengorbanan besar, dan kemenangan gemilang.

Ia menjadi simbol harapan bagi rakyat Maluku, yang melihatnya sebagai pahlawan yang akan membebaskan mereka dari belenggu penjajahan. Ia juga menjadi momok bagi Belanda, yang mengerahkan segala daya upaya untuk menghancurkannya.

Namun, Nuku tidak pernah menyerah. Ia terus berjuang dengan tekad yang tak tergoyahkan, bahkan ketika ia harus menghadapi pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, kehilangan anggota keluarganya, dan terluka parah dalam pertempuran.