Find Us On Social Media :

Bagaimana Sejarah Kota Konstantinopel?

By Afif Khoirul M, Kamis, 5 September 2024 | 17:30 WIB

Ilustrasi - Konstantinopel, wilayah Turki sebelum menjadi Istanbul.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di persimpangan antara dua benua, di mana Timur dan Barat berpadu dalam simfoni peradaban, berdirilah sebuah kota yang namanya terukir dalam lembaran sejarah dengan tinta emas, yakni Konstantinopel.

Kota ini, yang kini dikenal sebagai Istanbul, adalah saksi bisu dari drama kehidupan yang berlangsung selama ribuan tahun. Dari masa kejayaannya sebagai ibu kota Kekaisaran Romawi Timur hingga penaklukannya oleh Kesultanan Utsmaniyah, Konstantinopel telah memainkan peran penting dalam membentuk dunia seperti yang kita kenal sekarang.Kisah Konstantinopel dimulai pada abad ke-7 SM, ketika sekelompok pemukim Yunani dari Megara mendirikan sebuah koloni kecil di tepi Selat Bosphorus. Mereka menamai koloni ini Byzantium, sesuai nama pemimpin mereka, Byzas.

Byzantium, yang terletak di lokasi strategis yang menghubungkan Laut Hitam dan Laut Marmara, segera berkembang menjadi pusat perdagangan yang makmur. Namun, Byzantium tetaplah sebuah kota kecil yang terjepit di antara kekuatan-kekuatan besar pada masa itu, seperti Persia dan Makedonia.Nasib Byzantium berubah drastis pada abad ke-4 M, ketika Kaisar Romawi Konstantinus Agung memutuskan untuk memindahkan ibu kota kekaisaran dari Roma ke Byzantium.

Konstantinus, yang telah memeluk agama Kristen, melihat Byzantium sebagai tempat yang ideal untuk membangun sebuah ibu kota baru yang mencerminkan semangat dan nilai-nilai agama ini. Ia pun memulai proyek pembangunan besar-besaran, mengubah Byzantium menjadi sebuah kota megah yang dipenuhi dengan istana, gereja, dan monumen-monumen indah.

Pada tahun 330 M, kota ini secara resmi diresmikan sebagai ibu kota baru Kekaisaran Romawi, dengan nama Nova Roma, atau "Roma Baru". Namun, kota ini segera dikenal sebagai Konstantinopel, untuk menghormati kaisar yang telah membangunnya.Masa Kejayaan Konstantinopel: Pusat Dunia KristenDi bawah pemerintahan Konstantinus dan penerusnya, Konstantinopel berkembang pesat menjadi pusat politik, ekonomi, dan budaya dunia Kristen. Kota ini menjadi tempat berkumpulnya para cendekiawan, seniman, dan pedagang dari berbagai penjuru dunia.

Gereja Hagia Sophia, yang dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Justinianus I pada abad ke-6, menjadi simbol keagungan dan kemegahan Konstantinopel.

Dengan kubahnya yang menjulang tinggi dan mosaik-mosaiknya yang indah, Hagia Sophia adalah salah satu mahakarya arsitektur dunia.Namun, kejayaan Konstantinopel tidak berlangsung selamanya. Kota ini sering menjadi sasaran serangan dan pengepungan dari berbagai musuh, seperti Persia, Arab, dan bangsa-bangsa Slavia.

Pada abad ke-7, Konstantinopel berhasil bertahan dari dua pengepungan besar oleh bangsa Arab, berkat tembok-temboknya yang kokoh dan penggunaan "api Yunani", sebuah senjata rahasia yang dapat membakar kapal-kapal musuh.

Namun, pada abad ke-13, Konstantinopel mengalami pukulan telak ketika direbut oleh pasukan Tentara Salib selama Perang Salib Keempat. Kota ini dijarah dan dirusak, dan Hagia Sophia diubah menjadi sebuah katedral Katolik.

Meskipun Konstantinopel berhasil direbut kembali oleh Kekaisaran Romawi Timur beberapa dekade kemudian, kota ini tidak pernah pulih sepenuhnya dari kerusakan yang dialaminya.Jatuhnya Konstantinopel: Akhir Sebuah EraPada abad ke-15, Kekaisaran Romawi Timur berada di ambang kehancuran. Wilayahnya telah menyusut drastis, dan Konstantinopel dikepung oleh Kesultanan Utsmaniyah yang sedang berkembang pesat. Pada tahun 1453, Sultan Mehmed II memimpin pasukannya dalam pengepungan terakhir Konstantinopel.