Find Us On Social Media :

Kiprah Sultan Ageng Tirtayasa Mengusir Penjajah

By Afif Khoirul M, Minggu, 1 September 2024 | 13:10 WIB

(Ilustrasi) Peninggalan Kerajaan Banten

Salah satu kebijakan Sultan Ageng Tirtayasa yang paling berani adalah menentang monopoli perdagangan VOC. Beliau membuka pelabuhan Banten bagi pedagang dari berbagai negara, menciptakan persaingan yang merugikan VOC.

Tindakan ini membuat VOC marah besar dan memutuskan untuk menghancurkan Banten.

Perang Banten: Darah dan Air Mata di Medan Laga

Pada tahun 1682, VOC melancarkan serangan besar-besaran ke Banten. Pasukan Belanda yang dilengkapi persenjataan modern menghadapi perlawanan sengit dari rakyat Banten yang bersenjatakan bambu runcing dan semangat juang yang membara.

Perang Banten berlangsung selama bertahun-tahun, meninggalkan luka mendalam di hati rakyat.

Sultan Ageng Tirtayasa memimpin pasukannya dengan gagah berani, berjuang dari satu medan laga ke medan laga lainnya.

Beliau menjadi simbol perlawanan, membangkitkan semangat rakyat Banten untuk terus berjuang meskipun harus menghadapi musuh yang jauh lebih kuat.

Pengkhianatan dan Kejatuhan: Luka yang Menggores Sejarah

Sayangnya, perjuangan Sultan Ageng Tirtayasa tidak berjalan mulus. Beliau harus menghadapi pengkhianatan dari orang-orang terdekatnya, termasuk putranya sendiri, Sultan Haji.

VOC memanfaatkan perpecahan internal ini untuk melemahkan Banten dari dalam.

Pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap dan diasingkan ke Batavia. Kejatuhan beliau menjadi pukulan telak bagi perlawanan rakyat Banten.

VOC berhasil menguasai Banten dan menghancurkan kesultanan yang pernah berjaya.