Find Us On Social Media :

27 Agustus 1883: Letusan Gunung Krakatau yang Gelapkan Dunia Selama Dua Hari

By Afif Khoirul M, Selasa, 27 Agustus 2024 | 17:45 WIB

Ilustrasi - Kapan letusan gunung krakatau terjadi.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Senja merah saga di ufuk barat, pertanda murka alam yang tak terelakkan.Langit Selat Sunda pada 27 Agustus 1883, bukanlah kanvas biru yang tenang. Awan kelabu tebal bergulung-gulung, menaungi laut yang bergelora.

Di kejauhan, siluet Gunung Krakatau menjulang, bagaikan raksasa yang terbangun dari tidur panjangnya. Asap tebal mengepul dari puncaknya, pertanda amukan dahsyat yang segera melanda.Tepat pukul 10.02 pagi, gemuruh menggelegar memecah keheningan. Gunung Krakatau meletus dengan kekuatan yang tak terbayangkan. Dentumannya terdengar hingga ribuan kilometer jauhnya, mengguncang bumi dan menggetarkan jiwa. Pilar abu dan batu panas menyembur tinggi ke angkasa, membentuk awan gelap yang menyelimuti langit.Letusan dahsyat itu memicu gelombang tsunami raksasa. Air laut yang tadinya tenang, kini berubah menjadi dinding air yang menjulang tinggi.

Pesisir Banten dan Lampung diterjang tanpa ampun, menyapu bersih desa-desa dan merenggut ribuan nyawa. Jeritan dan tangis pilu berbaur dengan gemuruh ombak, menciptakan simfoni kematian yang memilukan.Kegelapan Menyelimuti DuniaAbu vulkanik yang disemburkan Krakatau menyebar ke seluruh penjuru dunia, menghalangi sinar matahari. Langit yang tadinya cerah, kini berubah menjadi kelam.

Kegelapan menyelimuti bumi selama dua hari, menciptakan suasana mencekam yang belum pernah terjadi sebelumnya.Berita tentang letusan Krakatau dan dampaknya menyebar ke seluruh dunia. Rasa duka dan simpati mengalir dari berbagai penjuru, mengiringi kepergian puluhan ribu jiwa yang menjadi korban. Dunia berkabung, menyaksikan betapa kecil dan rapuhnya manusia di hadapan kekuatan alam yang maha dahsyat.Letusan Krakatau tidak hanya meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat sekitar, tetapi juga berdampak pada iklim global.

Abu vulkanik yang tersebar di atmosfer menghalangi sinar matahari, menyebabkan penurunan suhu rata-rata bumi selama beberapa tahun. Musim dingin yang lebih panjang dan cuaca ekstrem terjadi di berbagai belahan dunia, mengganggu pertanian dan kehidupan manusia.Di tengah kehancuran dan keputusasaan, alam menunjukkan keajaibannya. Beberapa tahun setelah letusan, muncul pulau baru di tengah kaldera Krakatau yang runtuh. Pulau ini diberi nama Anak Krakatau, simbol kehidupan yang bangkit dari abu kehancuran.Pelajaran dari KrakatauLetusan Gunung Krakatau pada 27 Agustus 1883 adalah pengingat akan kekuatan alam yang luar biasa. Manusia mungkin mampu menaklukkan banyak hal, tetapi di hadapan alam, kita tetaplah makhluk yang lemah dan rentan. Krakatau mengajarkan kita untuk selalu menghormati alam dan menjaga keseimbangannya.Hari ini, 141 tahun setelah letusan dahsyat itu, kita mengenang Krakatau dengan perasaan haru dan kagum.

Kita mengenang para korban yang kehilangan nyawa, serta mereka yang berjuang untuk bangkit dari keterpurukan. Kita juga mengagumi kekuatan alam yang mampu menciptakan keindahan sekaligus kehancuran.Krakatau adalah simbol kekuatan dan keindahan alam yang abadi. Ia adalah pengingat bahwa alam selalu memiliki caranya sendiri untuk menunjukkan kebesarannya. Kita sebagai manusia, hanya bisa mengagumi dan belajar dari keajaiban alam yang tak terduga.Sebagai generasi penerus, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga warisan Krakatau. Kita harus belajar dari sejarah, menghormati alam, dan menjaga kelestarian lingkungan.

Hanya dengan begitu, kita bisa memastikan bahwa keindahan dan keajaiban Krakatau akan tetap lestari untuk generasi mendatang.Krakatau, Selamanya Terpatri dalam IngatanLetusan Gunung Krakatau pada 27 Agustus 1883 adalah peristiwa yang tak akan pernah terlupakan.

Ia adalah bagian dari sejarah dunia yang mengajarkan kita tentang kekuatan, keindahan, dan kerapuhan manusia di hadapan alam.

Krakatau, selamanya terpatri dalam ingatan, sebagai pengingat akan keagungan alam semesta dan tanggung jawab kita untuk menjaganya.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---