Find Us On Social Media :

Feng Shui Istana Negara Energinya Positif, Cocok Dengan Republik Indonesia Yang Berunsur Tanah

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 13 Agustus 2024 | 14:11 WIB

Feng shui Istana Negara auranya positif. Disebut cocok dengan Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB yang berunsur tanah.

[ARSIP]

Feng shui Istana Negara auranya positif. Disebut cocok dengan Indonesia yang lahir pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB yang berunsur tanah.

Penulis: A. Bimo Wijoseno

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Pernah ditodong pakai pisau oleh orang yang berniat jahat?

Semoga belum. Kalau sudah, pasti bisa merasakan bagaimana tidak nyaman dan terancamnya nyawa kita. Meski ujung pisau masih agak jauh dari tubuh kita, tajamnya pisau dan seramnya muka si penodong seolah memancarkan energi negatif yang membuat mental kita down. Apalagi kalau kita orang biasa, bukan jagoan macam Aa Boxer yang bisa tenang saja menghadapinya.

Itulah kira-kira gambaran bagaimana energi negatif bisa dirasakan dari sesuatu, dan sesuatu itu bisa berupa bangunan gedung. Arsitektur sebuah bangunan yang dikelilingi gedung-gedung lain di sekitarnya dapat pula memancarkan energi negatif ke sekitarnya.

Memangnya ada gedung yang berbentuk pisau? Mungkin saja. Bukankah arsitektur itu dunia yang tidak jauh dari unsur seni, dan seni terkadang bisa aneh di mata awam? Gedung Wisma Dharmala Sakti di Jakarta, misalnya.

Meski tidak mengambil bentuk sebilah pisau tajam, bangunan berlantai 21 berwarna putih yang berada di sebelah kiri Jalan Jend. Soedirman (kalau kita bergerak dari arah Jembatan Semanggi ke Bundaran HI) itu sosoknya cukup mencolok. Khas sekali jika dibandingkan dengan gedung-gedung lain di sekitarnya, karena permainan bentuk atap di setiap lantai menimbulkan sudut-sudut tajam di keempat sisinya.

Menurut hitungan feng shui, "Gedung seperti itu bersifat negatif bagi bangunan di sekitarnya karena bentuk atapnya runcing-runcing," kata Herman Wilianto, pakar feng shui dan juga dosen arsitektur di Universitas Parahyangan, Bandung.