Find Us On Social Media :

[ARSIP] Mereka Yang Mengelabui Penjajah Untuk Menyiarkan Sejarah

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 11 Agustus 2024 | 09:32 WIB

Momen proklamasi kemerdekaan RI tak hanya milik Sukarno dan Hatta, tapi juga milik mereka yang berjuang dalam senyap menyebarkan kabar bahagia tersebut.

[ARSIP]

Sejarah acapkali tega "menenggelamkan" mereka dari kemilau nama besar para pelakon utama sejarah. Seperti para awak radio ini yang di bawah ancaman samurai mencoba menyiarkan peristiwa proklamasi kemerdekaan RI yang agung kepada dunia luar maupun bangsanya sendiri lewat udara.

Penulis: Pepih Nugroho untuk Intisari edisi Agustus 1992

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Bahwa panggung dunia hampir selalu melahirkan aktor sejarah sebagai pelakon utamanya, ini suatu hal yang sulit terbantah. Seperti halnya pada sebuah lakon sandiwara atau film, aktor pemeran pembantu yang bermain dalam panggung sejarah sering terlupakan. Bahkan kerap kali tidak disebut-sebut sama sekali.

Kita tahu aktor utama dalam panggung proklamasi kemerdekaan RI adalah Soekarno, yang didampingi Hatta, membacakan teks proklamasi atas nama seluruh bangsa Indonesia. Kita kenal pula nama Sayuti Melik, si pengetik naskah proklamasi.

Latief Hendraningrat, si pengerek Sang Saka Merah Putih di halaman Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Atau nama-nama pemuda lainnya yang terlibat dalam perhelatan sejarah proklamasi kemerdekaan RI macam Adam Malik, Sukarni, Soebardjo, Chaerul Saleh, Jusuf Kunto, D. Asmoro, Dr. Muwardi, dan banyak lagi.

Jadi, kurang dikenalnya pemeran pembantu dalam suatu pentas sejarah sering dianggap wajar. Alasannya, tidaklah mungkin semua persona yang terlibat di dalamnya kelak disebut-sebut sebagai pelaku sejarah. Lalu siapa gerangan pelakon-pelakon lainnya yang jarang atau bahkan tidak pemah disebut-sebut itu?

Dari sekian banyak literatur yang menguliti detik-detik sejarah proklamasi, sedikit sekali yang mengungkapkan peranan radio dan para awaknya. Tanpa dukungan perangkat radio beserta awaknya, mustahillah gaung proklamasi akan tersebar luas sampai ke pelosok negeri, bahkan penjuru dunia.

Tetapi mengapa nama Abdulrachman Saleh dan Mohammad Jusuf Ronodipuro–dua nama yang akrab dengan dunia radio yang kebetulan penyiar Radio Hosokyoku–seakan tenggelam dalam kemilau sukses pergelaran sejarah proklamasi kemerdekaan RI yang gemilang itu?