Find Us On Social Media :

Ambisi Presiden Soekarno Membangun GBK: Sebuah Mahakarya di Tengah Gelora Sejarah

By Afif Khoirul M, Kamis, 1 Agustus 2024 | 20:30 WIB

Foto Gelora Bung Karno (GBK)

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Senja merayap perlahan di ufuk barat Jakarta, semburat jingga menyelimuti langit yang mulai temaram. Di bawahnya, sosok gagah seorang proklamator berdiri tegap, tatapannya menerawang jauh ke hamparan tanah lapang yang masih gersang.

Di sana, di atas lahan seluas 240 hektar, terbentang mimpi besar yang akan menjadi saksi bisu sejarah bangsa Indonesia. Presiden Soekarno, sang arsitek revolusi, tengah merajut ambisi membangun sebuah mahakarya yang akan mengukir namanya dalam tinta emas sejarah: Gelora Bung Karno.Tahun 1960, Indonesia baru saja merayakan ulang tahun kemerdekaan yang ke-15. Semangat membangun tengah membara di dada setiap anak bangsa. Presiden Soekarno, dengan kharisma kepemimpinan yang tak tertandingi, bertekad menjadikan Indonesia sebagai negara yang disegani di mata dunia.

Salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan Asian Games IV pada tahun 1962. Namun, Indonesia belum memiliki fasilitas olahraga yang memadai untuk menggelar acara sebesar itu.Dari sinilah ambisi Soekarno mulai membuncah. Ia menginginkan sebuah kompleks olahraga megah yang tak hanya menjadi tempat penyelenggaraan Asian Games, tetapi juga simbol kebanggaan dan kemajuan bangsa.

Presiden Soekarno kemudian menunjuk Prof. Ir. Frederich Silaban, arsitek terkemuka Indonesia, untuk merancang kompleks olahraga tersebut.Silaban, dengan sentuhan magisnya, merancang sebuah kompleks olahraga yang memadukan unsur modernitas dan kearifan lokal. Stadion utama, yang kemudian diberi nama Stadion Utama Gelora Bung Karno, didesain dengan atap melingkar yang menyerupai temu gelang, simbol persatuan dan kekuatan. Di sekeliling stadion, dibangun pula fasilitas olahraga lain seperti Istora Senayan, Stadion Akuatik, dan Stadion Madya.Namun, pembangunan Gelora Bung Karno tidaklah mudah. Indonesia saat itu tengah menghadapi berbagai tantangan ekonomi dan politik. Presiden Soekarno harus berjuang keras untuk mendapatkan dana pembangunan, termasuk dengan meminta bantuan dari Uni Soviet.

Meskipun dihadapkan pada berbagai kendala, Soekarno tidak pernah surut semangat. Ia yakin bahwa Gelora Bung Karno akan menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang.Setelah melalui proses pembangunan yang panjang dan penuh perjuangan, Gelora Bung Karno akhirnya rampung pada tahun 1962, tepat waktu untuk penyelenggaraan Asian Games IV. Pembukaan Asian Games IV menjadi momen bersejarah bagi Indonesia.

Baca Juga: Di Bawah Langit Surabaya, Elegi Persaudaraan India-Indonesia dalam Bara Revolusi

Di hadapan puluhan ribu penonton yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno, Presiden Soekarno dengan lantang menyatakan bahwa Indonesia telah siap menjadi tuan rumah acara olahraga internasional.Gelora Bung Karno tidak hanya menjadi saksi bisu kesuksesan Indonesia dalam menyelenggarakan Asian Games IV, tetapi juga menjadi tempat berlangsungnya berbagai peristiwa penting lainnya.

Di stadion ini, tim nasional sepak bola Indonesia meraih berbagai prestasi gemilang, termasuk medali emas SEA Games pada tahun 1987 dan 1991. Di Istora Senayan, para atlet bulu tangkis Indonesia mengukir sejarah dengan meraih Piala Thomas dan Uber berkali-kali.Selain menjadi tempat penyelenggaraan acara olahraga, Gelora Bung Karno juga menjadi pusat kegiatan budaya dan hiburan. Di stadion ini, berbagai konser musik dan pertunjukan seni digelar, menghadirkan musisi dan seniman ternama dari dalam dan luar negeri.

Gelora Bung Karno telah menjadi ikon Jakarta, bahkan Indonesia, yang selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai kalangan.Hingga kini, Gelora Bung Karno tetap berdiri megah sebagai saksi bisu sejarah bangsa Indonesia. Di balik kemegahannya, tersimpan ambisi besar seorang proklamator yang ingin menjadikan Indonesia sebagai negara yang disegani di mata dunia. Gelora Bung Karno bukan hanya sekadar kompleks olahraga, tetapi juga simbol semangat perjuangan dan kemajuan bangsa.Presiden Soekarno telah tiada, namun warisannya tetap hidup dalam setiap sudut Gelora Bung Karno. Mahakarya ini akan terus menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berjuang dan membangun Indonesia menjadi negara yang lebih baik.---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---