Find Us On Social Media :

Mengapa Sila Pertama Pancasila Memegang Posisi Kunci

By Afif Khoirul M, Rabu, 24 Juli 2024 | 10:40 WIB

Ilustrasi - Memahami Pancasila sebagai Weltanschauung membuka wawasan tentang makna dan implikasinya.

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-online.com - Di bumi pertiwi yang gemilang, di bawah naungan Garuda yang gagah, terukir lima pilar suci, Pancasila namanya. Di antara kelima pilar itu, sila pertama bagaikan matahari, memancarkan cahaya yang menuntun bangsa menuju jalan yang benar.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, bagaikan fondasi kokoh yang kokoh, menopang kokoh seluruh sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bayangkan Indonesia bagaikan sebuah rumah besar. Di dalam rumah itu, terdapat berbagai ruangan dengan fungsinya masing-masing.

Ada ruang tamu untuk bersosialisasi, ruang keluarga untuk berkumpul, ruang belajar untuk menimba ilmu, dan ruang ibadah untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Sila pertama bagaikan fondasi rumah itu. Fondasi yang kuat akan menopang seluruh beban rumah, memastikannya kokoh berdiri dan tahan terhadap goncangan.

Tanpa fondasi yang kuat, rumah akan mudah runtuh, dan semua yang ada di dalamnya akan terancam.

Begitu pula dengan sila pertama Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa bagaikan fondasi kokoh yang menopang seluruh nilai-nilai luhur Pancasila lainnya. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, tidak akan terwujud tanpa rasa ketuhanan yang menumbuhkan rasa cinta kasih dan kepedulian terhadap sesama.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, akan rapuh tanpa rasa ketuhanan yang menumbuhkan rasa persaudaraan dan toleransi antar umat beragama. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Kebijaksanaan Musyawarah Mufakat, akan kehilangan maknanya tanpa rasa ketuhanan yang menumbuhkan jiwa gotong royong dan musyawarah mufakat.

Dan sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, akan menjadi utopia tanpa rasa ketuhanan yang menumbuhkan rasa keadilan dan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat.

Ketuhanan Yang Maha Esa bukan hanya tentang agama dan kepercayaan. Ketuhanan Yang Maha Esa adalah tentang nilai-nilai luhur yang terkandung dalam setiap agama, seperti cinta kasih, kedamaian, toleransi, dan keadilan.

Nilai-nilai ini lah yang menjadi fondasi moral bangsa Indonesia, yang menuntun mereka dalam berperilaku dan bertindak.

Bayangkan Indonesia tanpa sila pertama. Tanpa rasa ketuhanan, bangsa ini akan mudah terpecah belah oleh perselisihan antar agama, antar suku, dan antar golongan. Egoisme dan individualisme akan merajalela, menggerus rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

Keadilan sosial akan menjadi angan-angan, dan rakyat akan terjerumus dalam jurang kemiskinan dan kesengsaraan.

Oleh karena itu, sila pertama Pancasila bukan hanya penting, tetapi juga esensial. Sila pertama adalah ruh Pancasila, yang menghidupkan dan menggerakkan seluruh nilai-nilai luhur lainnya. Tanpa sila pertama, Pancasila akan menjadi jiwa yang mati, tak berdaya menghadapi tantangan zaman.

Marilah kita jaga dan lestarikan sila pertama Pancasila. Marilah kita tanamkan rasa ketuhanan dalam diri kita masing-masing, dan ajarkan kepada generasi penerus bangsa.

Dengan demikian, Indonesia akan terus bersinar terang, menjadi rumah yang damai, adil, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.

Sila pertama Pancasila adalah kompas moral bangsa. Dengan kompas ini, kita akan selalu menemukan jalan yang benar, jalan yang menuju Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.

*

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---