Find Us On Social Media :

Donald Trump Dan Mimpinya Amerika Harus Pegang Rekor Gedung Pencakar Langit Di Dunia

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 14 Juli 2024 | 16:17 WIB

Donald Trump ternyata punya ambisi besar tentang gedung pencakar langit, di mana Amerika Serikat harus memegang rekornya. Mimpi sempat terunda saat peristiwa 11 September 2001.

Donald Trump punya ambisi besar tentang gedung pencakar langit: Amerika harus memegang rekornya. Mimpi sempat terunda saat peristiwa 11 September 2001

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Ada cerita menarik tentang Donald Trump, selebriti yang juga raja properti asal New York. Konon, hingga awal September 2001, sang miliuner masih asyik dengan mimpi-mimpinya tentang skycrapper alias gedung pencakar langit.

Dia sangat berambisi mengembalikan kehormatan Amerika sebagai pemegang rekor gedung tertinggi dunia yang direbut Menara Petronas, Malaysia. Menara megah setinggi 2.000 kaki pun disiapkan Trump mengisi buku rekor dunia baru.

Orang-orang kepercayaan Trump dan arsitek-arsitek ternama dari Skidmore, Owings and Merrill (perusahaan pendesain John Hancock Center, salah satu bangunan termegah di AS) sudah beberapa kali bertemu di Chicago. Terbayang sudah konstruksi yang lebih kukuh dari Sears Tower, mantan pemegang rekor dunia, sebelum mahkotanya direnggut Petronas tahun 1996.

Bangunan 200 lantai impian Trump seperti hendak menusuk langit. Meski apa yang terjadi kemudian sungguh di luar skenario.

Kreativitas tak terbatas

Tepat 11 September 2001, Trump dan orang-orangnya masih meeting di Chicago. Seorang peserta rapat iseng-iseng menyalakan televisi. Dia kaget banget, karena semua stasiun TV menayangkan adegan pesawat jet sedang menabrak World Trade Center. "Kami menonton saat pesawat berikutnya menabrak gedung yang sama," jelas arsitek Adrian Smith. Tak lama setelah itu, Trump mengumpulkan timnya.

Mereka sepakat melupakan sementara rencana membuat rekor dunia. Niat matang pun kembali mentah. Ketakutan akan terulangnya peristiwa 11 September terus membayangi para pengelola gedung jangkung.

"Pencakar langit 'kan ada di mana-mana," kata Eugene Kohn, bos Kohn Pedersen Fox Associates (KPF), salah satu tempat berkumpulnya para arsitek terbaik dunia.