Sebelum Capres Donald Trump, Ini 9 Presiden AS Yang Pernah Ditembak

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Calon presiden Amerika Serikat Donald Trump mendapat serangan tembakan dari seorang pemuda 20 tahun saat berkampanye di Pensylavnia.
Calon presiden Amerika Serikat Donald Trump mendapat serangan tembakan dari seorang pemuda 20 tahun saat berkampanye di Pensylavnia.

Calon presiden Amerika Serikat Donald Trump mendapat serangan tembakan dari seorang pemuda 20 tahun saat berkampanye di Pensylavnia.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Popularitas Donald Trump diprediksi akan semakin meningkat tajam usai kasus penembakan yang menyasar dirinya. Calon presiden AS itu mendapat serangan ketika berkampanyedi Kota Butler, Negara Bagian Pennsylvania, pada Sabtu (13/7) waktu setempat.

Aksi ini oleh para penyelidik dianggap sebagaikemungkinan percobaan pembunuhan. Tembakan itu untungnya cuma mengenai telinga sang calon presiden. Aksi penembakan itu juga disebut akan semakin meningkatkan peluang Trump untuk jadi presiden AS lagi.

Terkait penembakan itu, ternyata ada sembilan presiden AS yang pernah mendapat serangan penembakan.

Ronald Reagan (1981)

Presiden Reagan ditembak dan terluka parah ketika meninggalkan acara di Hotel Hilton, Washington. Pelakunya adalah John Hinckley Jr yang dibebaskan tanpa syarat pada 2022.

Reagan 12 hari dirawat di rumah sakit akibat penembakan itu, tetapi popularitasnya meningkat karena ia menunjukkan humor dan ketahanan selama masa pemulihan.

Gerald Ford (1975)

Presiden Ford tidak terluka dalam dua percobaan pembunuhan berbeda oleh perempuan pada September 1975. Keduanya sama-sama terjadi di California dan dalam rentang waktu hanya 17 hari.

George Wallace (1972)

Ketika berkampanye untuk calon presiden dari Partai Demokrat, Wallace ditembak empat kali di pusat perbelanjaan di Laurel, Negara Bagian Maryland. Akibatnya, dia lumpuh seumur hidup.

Percobaan pembunuhan terhadap Wallace saat itu memperlihatkan ketegangan politik yang sedang berlangsung di AS dan potensi kekerasan dalam negeri di era perang Vietnam.

Robert F Kennedy (1968)

Saudara Presiden John F Kennedy, Robert, yang mencalonkan diri untuk calon presiden dari Partai Demokrat, tewas ditembak di Hotel Ambassador, Los Angeles, Negara Bagian California.

Pembunuhan ini berdampak besar pada pilpres AS 1968 dan terjadi hanya dua bulan setelah terbunuhnya pemimpin hak-hak sipil, Martin Luther King Jr, yang menambah daftar kekacauan politik pada akhir 1960-an.

John F Kennedy (1963)

Saat berkendara dalam iring-iringan mobil bersama istrinya, Jackie, Presiden Kennedy tewas ditembak di Dallas, Negara Bagian Texas, oleh Lee Harvey Oswald. Komisi Warren yang menyelidiki pembunuhan itu pada 1964 menyimpulkan bahwa Oswald, yang merupakan mantan marinir dan pernah tinggal di Uni Soviet, bertindak sendiri.

Banyak warga Amerika percaya bahwa kematian JFK memulai periode lebih keras dalam politik, ditambah persiapan Perang Vietnam dan perjuangan hak-hak sipil yang sedang menyelimuti negara.

Franklin D Roosevelt (1933)

Sebagai presiden terpilih, Franklin D Roosevelt atau FDR menjadi sasaran percobaan pembunuhan di Miami, Negara Bagian Florida. Ia tidak terluka, tetapi Wali Kota Chicago Anton Cermak tewas dalam serangan itu.

Theodore Roosevelt (1912)

Seperti Trump, Teddy Roosevelt ditembak saat berkampanye sebagai presiden Amerika Serikat yang juga mantan presiden, di Milwaukee, Negara Bagian Wisconsin. Roosevelt selamat berkat laju peluru melambat karena tertahan teks pidato setelab 50 halaman yang terlipat dan kotak kacamata baja di saku dadanya.

Namun, peluru tetap bersarang di dadanya seumur hidup. Roosevelt pun tetap menyampaikan pidatonya sesuai jadwal meskipun tertembak.

William McKinley (1901)

Presiden McKinley tewas ditembak oleh anarkis bernama Leon Czolgosz di Buffalo, New York.

Abraham Lincoln (1865)

Nyawa Lincoln melayang di tangan John Wilkes Booth, aktor terkenal dan simpatisan Konfederasi, saat menonton drama berjudul Our American Cousin di Ford's Theater, Washington.

Serangan yang terjadi beberapa hari setelah Konfederasi menyerah dalam Perang Saudara ini termasuk bagian dari rencana besar yang mencakup upaya pembunuhan Wakil Presiden Andrew Johnson serta Menteri Luar Negeri William Seward.

Kronologi penembakan Donald Trump

Mantan presiden Donald Trump diduga ditembak saat berada di panggung kampanye Pilpres AS 2024 di Pennsylvania pada Sabtu (13/7/2024) sore waktu setempat. Untungnya, tembakan itu cuma mengenai telinganya dan dia juga dilaporkan tidak mengalami luka serius.

Setelah Trump dimasukkan ke dalam mobil SUV dan dibawa pergi, United States Secret Service menyebut mantan Presiden AS itu dalam kondisi aman.

Mengutip Kompas.com, suara tembakan terdengar tidak lama setelah Trump memulai pidato di rapat umum kampanye di Pennsylvania. Usai terdengar serangkaian dentuman keras menyerupai tembakan, Trump tampak memegang telinganya dan menunduk ke bawah.

Para pendukung yang hadir juga sempat berteriak histeris setelah menyaksikan kejadian tersebut. Selang beberapa saat, kandidat Presiden AS dari Partai Republik itu coba dievakuasi dari panggung oleh agen Secret Service.

Telinga kanan Trump terlihat berdarah dalam insiden tersebut. Ia terlihat masih bisa mengepalkan tangan ketika dievakuasi dari atas panggung. "Kami melihat banyak orang tertunduk, tampak bingung. Saya mendengar suara tembakan, terdengar seperti suara petasan dan pistol kaliber kecil," kata John Yeykal dari Franklin, Pennsylvania, yang menghadiri rapat umum Trump yang pertama, dikutip dari AFP.

Selang beberapa waktu, terduga penembak Donald Trump di acara kampanye di Pennsylvania dilaporkan tewas. Selain itu, kabarnya satu orang penonton atau pengunjung dalam kampanye Trump juga tewas dalam insiden tersebut.

Mengutip keterangan dari Jaksa Wilayah Butler County, Sky News melaporkan seorang pengunjung lainnya juga diyakini dalam kondisi kritis.

Presiden AS Joe Biden memimpin kecaman setelah saingannya dalam Pilpres AS 2024, Trump, terluka dalam insiden penembakan di sebuah acara kampanye di Pennsylvania. "Saya bersyukur mendengar bahwa dia selamat dan baik-baik saja. Saya berdoa untuknya dan keluarganya serta semua orang yang berada di rapat umum, sambil menunggu informasi lebih lanjut," kata Biden dalam sebuah pernyataan tak lama setelah kejadian tersebut.

"Jill dan saya berterima kasih kepada Secret Service yang telah membawanya ke tempat yang aman. Tidak ada tempat untuk kekerasan semacam ini di Amerika. Kita harus bersatu sebagai satu bangsa untuk mengutuknya," tambah Biden, dikutip dari AFP.

Mantan Presiden Barack Obama juga mengecam insiden penembakan di acara kampanye Trump. "Sama sekali tidak ada tempat untuk kekerasan politik dalam demokrasi kita," ungkapnya di media sosial X.

"Meskipun kita belum tahu persis apa yang terjadi, kita semua harus lega bahwa mantan Presiden Trump tidak terluka parah, dan menggunakan momen ini untuk berkomitmen kembali pada kesopanan dan rasa hormat dalam politik kita," tambah politikus Partai Demokrat itu.

Mantan presiden George W. Bush mengutuk serangan "pengecut" tersebut. "Laura dan saya bersyukur bahwa Presiden Trump aman setelah serangan pengecut terhadap hidupnya. Dan kami memuji para pria dan perempuan dari Secret Service atas respons cepat mereka," katanya dalam sebuah pernyataan.

Meski berasal dari Partai Demokrat, Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer juga mengecam serangan yang melukai Donald Trump dari Partai Republik. "Saya merasa ngeri dengan apa yang terjadi pada rapat umum Trump di Pennsylvania dan lega karena mantan Presiden Trump selamat. Kekerasan politik tidak memiliki tempat di negara kita," katanya di X.

Kecaman pun datang dari tokoh-tokoh Partai Republik.

"Malam ini, semua orang Amerika bersyukur bahwa Presiden Trump tampaknya baik-baik saja setelah serangan keji terhadap aksi damai. Kekerasan tidak memiliki tempat dalam politik kita," ungkap Pemimpin Senat dari Partai Republik Mitch McConnell di X.

"Sebagai orang yang keluarganya pernah menjadi korban kekerasan politik, saya tahu secara langsung bahwa kekerasan politik dalam bentuk apa pun tidak memiliki tempat dalam masyarakat kita," tulis mantan Ketua DPR Nancy Pelosi di X. Pelosi seperti diketahui pernah mengalami insiden suaminya diserang ketika sedang berada di rumahnya pada 2022.

Artikel Terkait