Find Us On Social Media :

Lahir di Madura Kini Jadi Nama Bandara Di Jakarta, Dialah Abdul Halim Perdanakusuma

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 14 Juli 2024 | 13:14 WIB

Abdul Halim Perdanakusuma, pahlawan nasional dari TNI Angkatan Darat. Lahir di Sampang, Madura, kini jadi nama bandara di Jakarta.

Orang-orang mengenal Halim Perdanakusuma sebagai salah satu perwira TNI Angkatan Udara terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Orang-orang juga tahu namanya sekarang terpatri pada salah satu bandar udara yang ada di Jakarta. Tapi tak banyak yang tahu, di mana dia dilahirkan?

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - Halim Perdanakusuma adalah Pahlawan Nasional kebanggaan Indonesia umumnya dan Angkatan Udara khususnya. Mengutip Kompas.com, Halim adalah tokoh yang dulu memperkuat Angkatan Udara RI yang didirikan di Yogyakarta. Halim giat memperbaiki pesawat terbang rongsokan peninggalan Jepang.

Halim Perdanakusuma diangkat sebagai komodor yang selalu mendampingi Kepala Staf AURI serta melatih pasukan penerjun payung.

Nama lengkapnya Abdul Halim Perdanakusuma, lahir di Sampang, Karesidenan Madura, pada 18 November 1922. Dia adalah putra ketiga dari Haji Abdulgani Wongsotaruno dan Raden Ayu Aisah.Abdulgani adalah seorang Patih atau pemimpin Sampang yang juga seorang penulis. Salah satu karyanya adalah “Batara Rama Sasrabahu” yang dia tulis dalam bahasa Madura.

Saat kecil, Halim bersekolah di HIS atau sekolah dasar untuk pribumi. Kemudian, ia melanjutkan sekolahnya di Opleiding voor Inlandsche Ambtenaren atau sekolah untuk pelatihan pejabat pribumi di Magelang.

Tapi pada tahun kedua dia dikeluarkan dari sekolah. Halim pun bergabung dengan Akademi Angkatan Laut Surabaya. Bergabungnya Halim di AL merupakan sebuah jawaban dari panggilan pemerintah kolonial Belanda untuk membentuk milisi.

Setelah lulus, dia pun menghabiskan beberapa waktunya di departemen informasi Angkatan Laut Kolonial Belanda. Pada 1942, Jepang datang dan menguasai Indonesia. Saat itu, Halim telah dilatih untuk bersiap menghadapi peperangan.

Ketika berada di Inggris, dia berlatih navigasi dengan Angkatan Udara Kerajaan Kanada. Pada pelatihan ini, Halim diminta terbang dalam 44 misi di seluruh Eropa, termasuk menerbangkan Avro Lancaster dalam misi pengeboman Nazi Jerman.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Halim kembali ke Indonesia yang baru saja merdeka. Di negaranya ini, Halim bergabung di Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di bawah komodor Suryadi Suryadarma, bersama Agustinus Adisucipto dan Abdul Rahman Saleh.