Find Us On Social Media :

Pernyataan yang Tepat Mengenai Perubahan Kurikulum

By Afif Khoirul M, Sabtu, 13 Juli 2024 | 11:24 WIB

Ilustrasi - Bagaimana dampak penjajahan Jepang terhadap sistem pendidikan Indonesia?

Intisari-online.comKurikulum, bagaikan sebuah peta yang menuntun perjalanan pendidikan, terus mengalami perubahan seiring dengan dinamika zaman. Di era globalisasi yang penuh tantangan dan peluang ini, kurikulum dituntut untuk beradaptasi dan mempersiapkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan adaptif.

Namun, di tengah hiruk pikuk perubahan, muncul berbagai pertanyaan dan keraguan. Apa sebenarnya makna dari perubahan kurikulum? Benarkah perubahan ini selalu tepat dan bermanfaat? Artikel ini bertujuan untuk mengurai berbagai pernyataan terkait perubahan kurikulum dan menemukan pernyataan yang paling tepat untuk menggambarkan esensinya.

Pertama, perlu dipahami bahwa perubahan kurikulum bukan semata-mata tuntutan kebutuhan industri. Industri, sebagai salah satu pemangku kepentingan pendidikan, memang memiliki kebutuhan terhadap tenaga kerja yang terampil dan kompeten. Namun, kurikulum yang ideal tidak boleh hanya terpaku pada kebutuhan sesaat industri, melainkan harus mempertimbangkan aspek yang lebih luas, yaitu kebutuhan murid dan kebutuhan masyarakat di masa depan.

Murid, sebagai individu yang unik dengan potensi dan bakatnya masing-masing, membutuhkan kurikulum yang mampu melayani keragaman belajar mereka. Kurikulum yang baik harus memberikan ruang bagi murid untuk mengembangkan potensi, menemukan minat, dan memaksimalkan bakat mereka.

Di sisi lain, masyarakat pun membutuhkan generasi penerus yang tidak hanya memiliki kecakapan kognitif, tetapi juga karakter mulia, keterampilan abad ke-21, dan daya kritis yang mumpuni. Kurikulum yang tepat harus mampu menumbuhkan nilai-nilai karakter dan kemampuan berpikir kritis pada diri murid, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan positif di masyarakat.

Baca Juga: Meriam Nyai Setomi, Pusaka Keraton Surakarta Warisan Sultan Agung

Kedua, perubahan kurikulum tidak harus mengacu kepada pendidikan negara maju. Memang, negara-negara maju dengan sistem pendidikan yang terbilang mumpuni dapat menjadi sumber inspirasi bagi pengembangan kurikulum.

Namun, perlu diingat bahwa setiap negara memiliki konteks dan kebutuhan yang berbeda. Meniru mentah-mentah sistem pendidikan negara lain tanpa mempertimbangkan konteks lokal justru dapat membahayakan identitas budaya bangsa dan keberhasilan belajar murid.

Oleh karena itu, perubahan kurikulum harus berakar dari budaya dan nilai-nilai bangsa, serta mempertimbangkan realitas dan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Ketiga, perubahan kurikulum harus selalu relevan dengan perkembangan zaman. Dunia terus berubah dengan cepat, ditandai dengan kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan munculnya berbagai tantangan baru. Kurikulum yang statis dan tidak relevan dengan perkembangan zaman akan menghasilkan generasi penerus yang tertinggal dan tidak siap menghadapi masa depan.

Oleh karena itu, perubahan kurikulum harus dilakukan secara berkelanjutan dan fleksibel, dengan mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan sosial budaya, dan tantangan masa depan.

Kurikulum yang relevan harus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran, menumbuhkan jiwa kewirausahaan, dan mempersiapkan murid untuk hidup di era digital.