Find Us On Social Media :

Peran Indonesia dalam Penerapan Politik Bebas Aktif di Regional ASEAN dalam Perang Indochina ke-3

By Afif Khoirul M, Jumat, 5 Juli 2024 | 12:30 WIB

Pada tahun 1992 didirikan suatu organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing ekonomi yang ada di kawasan regional ASEAN. Organisasi ini didirikan di Singapura ketika berlangsungnya KTT ASEAN yang ke-4. Organisasi yang dimaksud adalah ASEAN Free Trade Area atau AFTA.

Asea 

Intisari-online.com - Perang Indochina ke-3, yang berkecamuk di Kamboja dari tahun 1978 hingga 1989, menjadi salah satu babak kelam dalam sejarah Asia Tenggara.

Konflik ini bukan hanya merenggut banyak korban jiwa, tetapi juga mengancam stabilitas regional dan persatuan ASEAN.

Di tengah situasi yang genting ini, Indonesia memainkan peran penting dalam penerapan politik bebas aktifnya, berusaha memediasi perdamaian dan menjaga stabilitas ASEAN.

Latar Belakang

Politik bebas aktif, yang digagas oleh Presiden Soekarno, merupakan prinsip dasar politik luar negeri Indonesia sejak kemerdekaan. Prinsip ini menekankan pada kemerdekaan nasional, perdamaian dan persahabatan, serta tidak memihak blok kekuatan besar.

Dalam konteks Perang Indochina ke-3, Indonesia dihadapkan pada dilema antara mendukung Vietnam, sekutu ideologinya, atau Kamboja, negara tetangga yang diserang.

Peran Indonesia

Indonesia memilih untuk tetap netral dalam konflik ini, namun bukan berarti tidak mengambil peran aktif. Berikut adalah beberapa peran penting Indonesia dalam penerapan politik bebas aktif di regional ASEAN dalam Perang Indochina ke-3:

Sebagai Perantara: Indonesia menjadi fasilitator dalam berbagai pertemuan dan perundingan damai antara pihak-pihak yang bertikai.

Salah satu contoh penting adalah Jakarta Informal Meeting (JIM) yang diadakan pada tahun 1988, di mana Indonesia berhasil mempertemukan Kamboja dan Vietnam untuk pertama kalinya setelah perang.

Membuka Saluran Komunikasi: Indonesia membuka jalur komunikasi antara pihak-pihak yang bertikai dan dengan negara-negara besar yang terlibat dalam konflik.

Hal ini membantu meredakan ketegangan dan membuka peluang untuk dialog dan negosiasi.

Mendukung Solusi Damai: Indonesia secara konsisten mendorong penyelesaian damai melalui perundingan dan kompromi.

Indonesia juga aktif dalam upaya rekonstruksi dan rehabilitasi Kamboja setelah perang.

Memperkuat ASEAN: Indonesia bekerja sama dengan negara-negara ASEAN lainnya untuk memperkuat organisasi regional ini dan meningkatkan perannya dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

Baca Juga: Aksi Pierre Tendean Menyusup ke Malaysia

Dampak Peran Indonesia

Peran aktif Indonesia dalam Perang Indochina ke-3 memiliki dampak positif yang signifikan:

Membantu Mencapai Perdamaian: Upaya mediasi Indonesia membantu membuka jalan bagi penyelesaian damai di Kamboja.