Find Us On Social Media :

Tanah Abang Dulu Tempat Kemah Prajurit Mataram, Biar Mudah Kepung VOC

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 20 Juni 2024 | 13:12 WIB

Tanah Abang, sejak pertama kali dibangun oleh orang Eropa, memang ditujukan untuk kegiatan ekonomi rakyat kebanyakan.

Sejak dibangun pada abad ke-18 oleh saudagar Belanda, Tanah Abang memang ditujukan sebagai pusat kegiatan ekonomi rakyat. Percampuran budaya dari berbagai suku, ras, dan bangsa terjadi di sana. Beragam peristiwa juga menyelimuti tempat yang di atasnya kini berdiri salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Indonesia.

Oleh Muhammad Fazil Pamungkas untuk Majalah Intisari edisi Juni 2022

---

Intisari hadir di WhatsApp Channnel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com - 8 Oktober 1740, sebuah tembakan meriam memecah kerumunan di Pasar Tanah Abang. Para pedagang, yang sebagian besar berasal dari kalangan Tionghoa, lari kocar-kacir menyelamatkan diri. Mereka berusaha memastikan hidup mereka aman, tidak peduli dengan dagangan yang beberapa waktu lalu baru saja dijajakan.

Suasana di Tanah Abang hari itu amat mengerikan. Mayat-mayat bergeletakan di jalan. Korban luka berjatuhan. Pria, wanita, orang tua, anak-anak, semua tidak luput dari penghabisan. Bangunanbangunan luluh lantak, sebagian ludes terbakar. Rumah-rumah pedagang Tionghoa menjadi sasaran penjarahan. Pasar Tanah Abang yang baru seumur jagung porak-poranda.

Dalam sebuah buku terbitan tahun 1751, Reise in Ost Indien, seorang bekas tentara VOC bernama G. Bernhard Schwarzen, menggambarkan kondisi Batavia saat huru-hara terjadi. Schwarzen, yang turut serta dalam aksi “perburuan” warga Tionghoa di Batavia, menyaksikan langsung betapa banyaknya korban jiwa dalam peristiwa berdarah tersebut.

“Seluruh jalanan dan gang-gang dipenuhi oleh mayat. Kanal penuh dengan mayat,” terang Schwarzen.

Serangan ke Tanah Abang itu merupakan jawaban dari Gubernur Jenderal Gustaf Willem Baron van Imhoff atas kegaduhan yang ditimbulkan oleh orang-orang Tionghoa sehari sebelumnya. Pada 7 Oktober, warga Tionghoa di Tanah Abang menggeruduk pos jaga VOC dan melakukan perusakan.

Hal itu diketahui oleh Imhoff yang segera mengganjar tindakan agresif tersebut. “Dengan mudah W. von Imhoff membubarkan gerombolan Tionghoa yang bikin gaduh di Tanah Abang,” tulis Adolf Heuken dalam Tempat-Tempat Bersejarah di Jakarta.