Find Us On Social Media :

Juara Piala Eropa 2004, Ketika Yunani 'Mengulangi' Sejarah Yang Mereka Buat Pada 490 SM

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 15 Juni 2024 | 12:17 WIB

Unggulan utama tentu saja tuan rumah Portugal, juga tim kuat Belanda, tapi yang jadi juara ternyata tim kuda hitam Yunani. Yuk belajar dari Negara Para Dewa itu mengalahkan para Goliath.

Dia segera memutar otak. Ya! Dia yakin, prajurit Persia tak begitu saja "melemparkan handuk". Miltiades mencurigai mereka akan ke Athena, mengingat kota itu tentu lengang ditinggal para prajurit yang berjuang di Marathon

Bila Datis menyerang Athena, maka dalam waktu singkat ibukota negara Yunani itu bisa dikuasai.

Miltiades segera membawa sebagian pasukan berbaris (beberapa sejarawan bilang mereka berlari) ke Athena, meninggalkan Aristides dan pasukannya di Marathon. Betul analisis Miltiades.

Pagi-pagi betul, kapal-kapal prajurit Persia sudah mulai merapat di Pantai Athena. Sayang, sepagi itu mereka sudah manyun melihat ribuan pasukan Miltiades berjajar rapi menunggu di pantai. 

Kapal-kapal itu urung merapat dan balik ke negara asalnya di seberang lautan. "Handuk" sudah benar-benar mereka lempar!

Yunani berhasil menangkap tujuh kapal dan membunuh 6.400 prajurit Persia. Yunani sendiri kehilangan 192 prajurit terbaiknya. Mereka dimakamkan di Marathon. Sebenarnya, ini menyimpang dari tradisi Yunani yang memakamkan pahlawannya di Cerameicus, sebuah makam kehormatan di tepian Athena. 

Di Marathon pula dibangun 10 tugu untuk penghormatan kepada sepuluh suku Yunani yang ikut bertempur di Marathon.

Selain memunculkan lari maraton, dari lembah Marathon ini lahir pula clash of civilization antara bangsa Asia dan Eropa. Persia adalah simbol keunggulan Asia terhadap Eropa.

Asia juga menjadi kiblat budaya dan kehidupan sosial lainnya. Negara-negara Asia begitu disegani pada masa itu.

Meski begitu, perkembangan perikehidupan sosial dan demokrasi tidak seperti apa yang terjadi di Eropa. Saat pertempuran Marathon terjadi, Yunani sudah berbentuk republik dan mengembangkan pemerintahan demokratis. 

Lihatlah, bagaimana Yunani menyusun kekuatan perangnya di Marathon. Kehidupan demokrasi sudah menelusup ke dalam dunia milker. Setiap suku diperlakukan secara adil dan memiliki kedudukan sederajat. Bahkan Panglima Gabungan dipilih setiap tahun dan dirotasi antarsuku.

Sebaliknya, Persia adalah negara kaya yang diperintah oleh raja yang memilih dirinya sendiri. Asia dipenuhi dengan praktik poligami, korupsi, dan pelbagai macam tindak barbarian. 

Maka, wajar bila kemudian lari maraton, yang sering digelar di berbagai negara, menjadi semacam peringatan kemenangan bangsa Eropa atas Asia. Begitulah cara Yunani mengalahkan para Goliath.

Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Goole News