Find Us On Social Media :

Ternyata Beginilah Awal Mula Sikap Anti-Israel Indonesia

By Afif Khoirul M, Selasa, 11 Juni 2024 | 12:50 WIB

Awal mula sikap Indonesia yang anti-israel.

Nasionalisme Sukarno yang kuat dan kebijakan non-bloknya mendorong Indonesia untuk mendukung negara-negara Arab dalam konflik mereka dengan Israel, yang dilihat Sukarno sebagai perpanjangan tangan imperialisme Barat, bukan karena solidaritas pascakolonial atau alasan Islam.

Sikap awal Indonesia terhadap negara Yahudi tidak dipengaruhi oleh diplomasi Israel. Catatan Israel menunjukkan bahwa mereka memperhatikan kemunculan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar.

Pada Desember 1949, Presiden Chaim Weizmann dan Perdana Menteri David Ben-Gurion mengirimkan ucapan selamat kepada Soekarno dan Muhammad Hatta atas kemerdekaan Indonesia. Pada Januari 1950, Menteri Luar Negeri Israel, Moshe Sharett, menginformasikan kepada Hatta bahwa Israel mengakui Indonesia secara penuh.

Namun, ketika Sharett menyarankan pengiriman misi niat baik ke Indonesia, Hatta menanggapi dengan sopan namun menyarankan penundaan.

Ketika pemerintahan Soekarno bergerak ke arah otoriter dan kiri, sikap Indonesia terhadap Israel menjadi semakin jelas. Pada Juni 1952, laporan media Arab dan Pakistan menyebutkan bahwa Indonesia tidak berniat mengakui Israel, mengingat mayoritas penduduknya Muslim dan dukungan yang diberikan negara-negara Arab selama perjuangan kemerdekaan.

Pada Februari 1953, Reuven Barkat dari Histadrut Israel masih bisa mengunjungi Indonesia, namun pada November tahun yang sama, Indonesia menghentikan pemberian visa kepada warga negara Israel.

Pada tahun 1953, Soekarno mulai merencanakan konferensi Asia-Afrika yang akhirnya diadakan di Bandung pada April 1955 tanpa kehadiran Israel. Indonesia dan Pakistan berhasil meyakinkan negara-negara lain untuk menolak partisipasi Israel.

Krisis Suez memicu kemarahan di Indonesia terhadap Inggris, Prancis, dan Israel, serta simpati terhadap Mesir. Pada November 1956, Indonesia mengambil sikap tegas di PBB dengan mendukung deklarasi anti-Israel, sebuah sikap yang diikuti oleh banyak pemimpin Indonesia lintas partai, kecuali Partai Sosialis yang tetap ingin menjaga hubungan dengan Israel.

Sementara itu, Indonesia sepenuhnya terlibat dalam tuntutan deklarasi anti-Israel di PBB dan forum internasional lainnya. Solidaritas Muslim bukanlah satu-satunya alasan permusuhan di Indonesia.

Menurut beberapa sumber, hal ini tampaknya disebabkan oleh kebutuhan Indonesia untuk mempertahankan dukungan Arab dalam isu Irian Barat, wilayah yang ingin dianeksasi oleh Indonesia namun masih berada di bawah kekuasaan Belanda.

*

Intisari kini telah hadir di WhatsApp Channel, dapatkan artikel terupdate di sini

-----

Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News