Find Us On Social Media :

Selamatkan Negara dari Keruntuhan, Catatan Prestasi Soeharto 32 Tahun di Tampuk Kekuasaan

By Afif Khoirul M, Senin, 3 Juni 2024 | 12:15 WIB

Soeharto dianggap menyelamatkan Indonesia dari keruntuhan usai berkuasa selama 32 tahun.

Intisari-online.com - Presiden ke-2 Indonesia Muhammad Soeharto meninggal dunia tahun 2008 silap, pada usia 87 tahun.

Berada di tampuk kekuasaan selama 32 tahun ia dikenal sebagai sosok otoriter, dan keras dalam memimpin, dan dikenal senbagai presiden paling kontroversial.

Namun, di balik itu semua ia dikenang sebagai Bapak Pembangunan, yang dikaitkan dengan penguatan perekonomian negara selama bertahun-tahun.

_____________________________________________________________

Soeharto adalah sosok pemimpin Indonesia yang naik ke tampuk kekuasaan pada tahun 1967, menggantikan Presiden Soekarno.

Banyak kisah mengenai bagaimana The Smilling General merebut takhta orang nomor satu di Indonesia.

Salah satunya, dia dituding melakukan kudeta dengan melakukan pemusnahan massal Komunisme di Indonesia yang didukung Washington.

Hingga akhirnya setelah 32 tahun berkuasa, Soeharto mengundurkan diri pascakrisis ekonomi tahun 1997.

Pada saat itu, protes massal melanda seluruh negeri, dengan Soeharto menerima tekanan untuk mengundurkan diri.

Mundurnya Soeharto menandai era baru reformasi di Indonesia, pejabat senior, militer mengambil alih posisi yang ditinggalkan Soeharto.

Meski hanya segelintir kisah mengenai prestasi Soeharto, yang terkubur oleh kontroversinya selama memimpin.

Baca Juga: Cerita Soeharto Gugat Majalah Time Rp100 Triliun Akibat Ungkit Kekayaanya

"Rasa hormat dan terima kasih, layak diterima oleh dirinya," ungkap media berbasis Rusia, ng.ru.

Sisi positif dari kepemimpinan Soeharto, adalah ia dianggap berhasil menyelamatkan negara dari keruntuhan.

Pada saat itu memimpin 230 juta jiwa dianggap bukan tugas yang mudah, karena mewakili 300 suku.

Tak seperti negara yang kaya akan sumber daya alam seperti Kongo dan Angola.

Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto dianggap mampu memanfaatkan cadangan minyak, gas, dan sumber daya mineral lainnya.

Serta kekayaan hutan yang lebih baik untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi demi meningkatkan standart hidup rakyat Indonesia.

Menurut catatan Bank Dunia, saat itu Indonesia merupakan 10 negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Adalah Lee Kuan Yew, mantan perdana menteri Singapura dan salah satu politisi paling dihormati di Asia.

Menyebut Soeharto bukanlah George Washington dan Thomas Jefferson, bapak pendiri Amerika Serikat, namun sultan yang memerintah kepulauan Indonesia.

"Dia bertindak sesuai dengan keterampilan dan teknik karakteristik tuan tanah feodal," katanya.

"Entah dengan cara licik atau menggunakan kekerasan, Soeharto berusaha memperluas wilayah negara dengan mencaplok Timor Timur, dan ia juga secara brutal menekan gerakan separatis di provinsi Aceh selama hampir tiga dekade," jelasnya.

Baca Juga: Bisikan Perdana Menteri Australia ke Soeharto Minta Indonesia Caplok Timor Timur

Namun di balik itu semua ada berbagai perkiraan jumlah orang yang meninggal di bawah pemerintahan Soeharto, yang dianggap mencapai 2 juta orang.

Namun tidak ada yang mengetahui angka pastinya, kata Asmara Nababan, mantan Sekretaris Jenderal Komisi Hak Asasi Manusia Indonesia.

Soeharto juga  membawa serta rahasia apakah memang ada surat dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno.

Yang mana di dalamnya diduga ia menyerahkan kekuasaan kepada Soeharto pada tahun 1965, saat berada dalam tahanan rumah.

Namun, keberadaan surat tersebut masih belum diketahui.

Perselisihan terus berlanjut mengenai jumlah kekayaan yang dikumpulkan keluarga Soeharto.

Mereka menyebutkan angka sebesar 40 miliar dollar AS, yang diduga milik enam anaknya dan teman-temannya.

Pada tahun 2000, pemerintah mendakwanya melakukan penggelapan sebesar 571 juta dollar AS.

Namun pengadilan memutuskan bahwa Suharto, yang menderita stroke, tidak layak untuk bersaksi.

Setelah pengunduran diri Soeharto, tentara berhasil mencapai penyelesaian kompromi dengan pihak oposisi.

Militer tetap memegang peran dominan di negara, sehingga memungkinkan terjadinya reformasi demokrasi.

Timor Timur diberikan kemerdekaan, dan gerilyawan di Aceh setuju untuk meletakkan senjata mereka sebagai imbalan atas pemberian status otonomi khusus kepada provinsi tersebut.

*