Find Us On Social Media :

'Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani', Ki Hajar Dewantara Dipenjara Demi Indonesia Merdeka

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 3 Mei 2024 | 18:17 WIB

Artikel ini akan membahas sepak terjang Ki Hajar Dewantara pencetus jargon Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani yang harus dipenjara demi Indonesia merdeka.

Intisari-Online.com - Tak hanya sebagai tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantara adalah sosok yang begitu atos terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda.

Jika tidak percaya, bacalah pamfletnya yang berjudul Als Ik Eens Nederlander Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) dan Een voor Allen maar Ook Allen voor Een (Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga) yang ditujukan untuk sang penjajah.

Artikel ini akan membahas sepak terjang pencetus jargon Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani yang harus dipenjara demi Indonesia merdeka.

Seperti disebut di awal, Ki Hajar Dewantara tak sekadar tokoh perjuangan yang memperjuangkan pendidikan bangsa Indonesia.

Lebih dari itu, dia juga aktif mengritik pemerintahan kolonial Hindia Belanda.

Dalam bidang pendidikan dia punya Taman Siswa, sementara di ranah politik dia punya bendera Indische Partij.

Jalan aktivisme Ki Hajar Dewantara dimulai ketika dia bergabung dengan organisasi Budi Utomo yang berdiri pada 20 Mei 1908.

Tujuan organisasi yang sangat berbau ningrat Jawa ini adalah untuk menyadarkan masyarakat Indonesia dan berusaha untuk meningkatkan kemajuan penghidupan bangsa dengan cara mencerdaskan rakyatnya.

Tujuan tersebut lantas menarik perhatian beberapa tokoh terkemuka, salah satunya Ki Hajar Dewantara.

Dalam organisasi Budi Utomo, Ki Hajar Dewantara berperan sebagai tokoh propaganda untuk menyadarkan masyarakat pribumi mengenai pentingnya semangat kebersamaan dan persatuan sebagai bangsa Indonesia.

Awalnya, Ki Hajar Dewantara hanya seorang penulis dan jurnalis yang kemudian menjadi aktivis kebangsaan.

Dia diketahui tergabung dalam tokoh Tiga Serangkai bersama Douwes Dekker dan Tjipto Mangunkusumo yang mendirikan sebuah organisasi bernama Indische Partij (IP).