Hal ini dapat dilakukan melalui edukasi formal dan informal, seperti di sekolah, komunitas, dan media massa.
Pendidikan tentang keragaman budaya, agama, dan etnis perlu ditanamkan sejak dini untuk menumbuhkan rasa saling menghormati dan toleransi antar kelompok.
2. Mempromosikan Dialog dan Interaksi Antar Kelompok
Dialog dan interaksi antar kelompok primordial menjadi kunci dalam menjembatani perbedaan dan membangun saling pengertian.
Kegiatan-kegiatan seperti festival budaya, pertukaran pelajar, dan program relawan antar komunitas dapat mendorong interaksi positif antar kelompok dan membantu meruntuhkan prasangka dan stereotip.
3. Memperkuat Peran Lembaga Sosial dan Budaya
Lembaga sosial dan budaya, seperti organisasi keagamaan, komunitas adat, dan lembaga pendidikan, memiliki peran penting dalam mempromosikan nilai-nilai toleransi dan persatuan.
Baca Juga: Tokoh-tokoh Indonesia dan Perannya dalam Peristiwa Perang Aceh
Lembaga-lembaga ini dapat menjadi wadah bagi dialog antar kelompok, mengorganisir kegiatan bersama, dan menyebarkan pesan perdamaian kepada masyarakat.
4. Penegakan Hukum yang Tegas
Tindakan diskriminasi dan kekerasan atas dasar primordialisme harus ditindak tegas dengan penegakan hukum yang adil.
Peraturan yang melarang diskriminasi dan ujaran kebencian perlu ditegakkan secara konsisten untuk melindungi kelompok minoritas dan menjaga stabilitas sosial.