Find Us On Social Media :

Putra Kartini Ini Tragis Akhir Hayatnya, Terseret PKI Madiun 1948 Hingga Berpesan Agar Tak Bangga Jadi Keturunan Kartini

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 21 April 2024 | 07:16 WIB

Putra Kartini ini akhir hayatnya tragis, semua berawal ketika dia terseret kasus Pemberontakan Madiun 1948.

Abdulkarnen mengurusi Soesalit dari urusan sekolah hingga pekerjaan.

Abdulkarnen ini nantinya memangku jabatan Bupati Rembang menggantikan ayahnya.

Soesalit bersekolah di sekolah yang sama dengan R.A. Kartini dulu, yaitu Europe Lager School (ELS).

Sekolah ini merupakan sekolah elit untuk anak Eropa dan pembesar Pribumi.

Setelah lulus dari ELS, Soesalit melanjutkan pendidikannya di Hogare Burger School (HBS) Semarang dan berlanjut ke Recht Hoge School (RHS) Jakarta.

Beberapa tahun kemudian Soesalit ditawari pekerjaan oleh kakak tirinya.

Namun diluar dugaan ternyata sang kakak Abdulkarnen memasukkan adik tirinya ini ke Politieke Inlichtingen Dienst (PID) yang merupakan polisi rahasia Belanda.

Rasa Bimbang selalu dirasakan Soesalit saat menjadi polisi rahasia ini.

Karena ia sebagai pejuang bangsa harus memata-matai bangsanya sendiri.

Setelah Jepang masuk ke Indonesia akhirnya Soesalit dapat keluar dari PID dan bergabung dengan Tentara sukarela Pemela Tanah Air (PETA).

Dilansir Kompas.com, sejarawan Hendri F. Isnaini menjelaskan, selama perang kemerdekaan putra Kartini ini menjadi panglima di Divisi III Diponegoro.

Soesalit juga pernah bergeriliya di Gunung Sumbing saat Agresi Militer belanda II.