Seperti Apa Strategi Politik Luar Negeri yang Ditempuh Kerajaan Singasari Di Bawah Pimpinan Kertanegara Untuk Melemahkan Kerajaan Sriwijaya

Afif Khoirul M

Penulis

Ilustrasi - Strategi politik luar negeri yang ditempuh Kerajaan Singasari Dibawah Pimpinan Kertanegara untuk melemahkan Sriwijaya.

Intisari-online.com - Kerajaan Singasari, yang berkuasa di Jawa Timur pada abad ke-13, memiliki ambisi besar untuk menyatukan Nusantara di bawah panjinya.

Di bawah kepemimpinan Raja Kertanegara (1268-1292), Singasari melancarkan berbagai strategi politik luar negeri untuk mencapai tujuan ini, termasuk melemahkan Kerajaan Sriwijaya, yang saat itu merupakan kekuatan maritim utama di Asia Tenggara.

Berikut beberapa strategi politik luar negeri yang ditempuh Kerajaan Singasari Dibawah Pimpinan Kertanegara untuk melemahkan Sriwijaya:

1. Ekspedisi Pamalayu (1275)

Kertanegara melancarkan ekspedisi militer ke Sumatera untuk menaklukkan Kerajaan Melayu, yang merupakan sekutu penting Sriwijaya.

Kemenangan Singasari dalam ekspedisi ini berhasil memutus jalur perdagangan Sriwijaya ke barat dan melemahkan pengaruhnya di Sumatera.

2. Memperkuat Hubungan dengan Kerajaan-kerajaan Lain di Nusantara

Kertanegara menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti Pasundan, Sunda, dan Bali.

Hal ini bertujuan untuk mengisolasi Sriwijaya dan memperluas pengaruh Singasari di wilayah lain.

3. Mempromosikan Budaya dan Agama Hindu

Kertanegara aktif mempromosikan budaya dan agama Hindu di seluruh Nusantara.

Baca Juga: Mengungkap Kondisi Ekonomi Kerajaan Demak yang Merupakan Kerajaan Islam Berpengaruh di Tanah Jawa

Hal ini dilakukan untuk memperkuat identitas Singasari sebagai kerajaan Hindu yang besar dan megah, dan sekaligus untuk menarik simpati kerajaan-kerajaan Hindu lainnya di Nusantara.

4. Mendirikan Prasasti Singasari

Kertanegara mendirikan beberapa prasasti untuk mempropagandakan pencapaiannya dan keagungan Singasari.

Prasasti-prasasti ini, seperti Prasasti Singasari dan Prasasti Pagaruyung, menunjukkan ambisi Kertanegara untuk menyatukan Nusantara dan menjadikannya sebagai pusat peradaban Hindu di Asia Tenggara.

Strategi-strategi politik luar negeri Kertanegara ini terbukti cukup efektif dalam melemahkan Sriwijaya.

Meskipun Sriwijaya masih mampu bertahan selama beberapa dekade setelah kematian Kertanegara, kerajaan ini tidak lagi menjadi kekuatan maritim yang dominan di Asia Tenggara.

Singasari, di sisi lain, berhasil mencapai puncak kejayaannya di bawah Kertanegara dan menjadi kerajaan yang paling kuat di Nusantara.

Namun, perlu diingat bahwa strategi-strategi Kertanegara ini juga memiliki konsekuensi negatif.

Ekspansi militer Singasari menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan, dan ambisi Kertanegara untuk menyatukan Nusantara di bawah panjinya memicu permusuhan dengan kerajaan-kerajaan lain.

Hal ini pada akhirnya berujung pada kejatuhan Singasari sendiri di tahun 1292.

Kesimpulan

Baca Juga: Bagaimana Raden Wijaya Menyikapi Kehadiran Pasukan Mongol di Singasari Setelah Kerajaan Dipindahkan?

Strategi politik luar negeri Kertanegara untuk melemahkan Sriwijaya menunjukkan ambisi besar Singasari untuk menjadi kekuatan dominan di Nusantara.

Meskipun strategi-strategi ini terbukti cukup efektif, namun juga memiliki konsekuensi negatif yang pada akhirnya berujung pada kejatuhan Singasari sendiri.

Apa sajastrategi politik luar negeri yang ditempuh Kerajaan Singasari Dibawah PimpinanKertanegara untuk melemahkan Sriwijaya.

Artikel Terkait