Find Us On Social Media :

Dampak Pengaruh Global pada Pelajar Milenial: Cenderung Ikut Arus Budaya Luar dan Pengabaian Pelestarian Budaya Lokal

By Afif Khoirul M, Sabtu, 13 April 2024 | 15:45 WIB

Ilustrasi - Dampak pengaruh global pada pelajar milenial yang cenderung ikut arus budaya luar dan pengabaian terhadap budaya lokal leluhur Nusantara.

Intisari-online.com - Globalisasi bagaikan pisau bermata dua bagi generasi milenial.

Dampak pengaruh global pada pelajar milenial yang cenderung ikut arus budaya luar dan pengabaian terhadap budaya lokal leluhur Nusantara.

Lalu seperti apa fenomena ini menurut pemahaman kalian!

Di satu sisi, mereka dimudahkan akses informasi dan teknologi, membuka jendela dunia dan memperkaya wawasan.

Di sisi lain, arus budaya luar yang deras menggerus identitas lokal, mendorong mereka untuk mengikuti tren dan mengabaikan budaya leluhur Nusantara.

Pengaruh Global: Membuka Jendela Dunia, Mengubah Pola Pikir

Pelajar milenial lahir di era digital, dikelilingi internet dan media sosial.

Mereka terpapar budaya global dengan mudah, mulai dari tren fashion, musik, hingga gaya hidup.

Hal ini membuka wawasan mereka, memungkinkan mereka untuk belajar dan beradaptasi dengan budaya lain.

Namun, paparan budaya global yang berlebihan dapat memicu arus peniru dan kehilangan identitas.

Tren yang berkembang di luar negeri, seperti gaya berpakaian, gaya bahasa, dan kebiasaan, diadopsi tanpa dikritisi.

Hal ini dapat memicu ketidakpercayaan diri terhadap budaya lokal dan memicu penolakan terhadap nilai-nilai leluhur.

Baca Juga: Berikut Pemahaman dalam Konteks Keberadaan dan Sistem Relasi Antara Tuhan Dengan Manusia Sesuai Keyakinan

Dampak Negatif: Menggerus Budaya Lokal, Melemahkan Nilai Leluhur

Pengaruh global yang berlebihan dapat membawa dampak negatif bagi budaya lokal Nusantara.

Generasi milenial yang terjebak dalam arus peniru budaya luar berisiko mengabaikan kekayaan budaya bangsa sendiri.

Tradisi, bahasa daerah, dan kearifan lokal mulai terpinggirkan, tergantikan oleh tren dan kebiasaan yang berasal dari luar.

Fenomena ini dapat melemahkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya lokal.

Nilai-nilai seperti gotong royong, saling menghormati, dan menjaga kelestarian alam mulai terkikis, digantikan oleh individualisme dan materialisme.

Menemukan Keseimbangan: Merangkul Global, Melestarikan Lokal

Tantangan bagi generasi milenial adalah menemukan keseimbangan antara keterbukaan terhadap budaya global dan pelestarian budaya lokal.

Mereka harus cerdas dalam menyaring informasi dan pengaruh dari luar, tidak mudah tergoda oleh tren sesaat, dan menghargai kekayaan budaya bangsa sendiri.

Upaya pelestarian budaya lokal harus dilakukan secara berkelanjutan dan menarik bagi generasi milenial.

Pemanfaatan teknologi dan media sosial dapat menjadi solusi untuk mempromosikan budaya lokal dengan cara yang inovatif dan interaktif.

Baca Juga: Deskripsi Kehidupan Sosial dan Budaya di Kerajaan Mataram Kuno

Penutup

Globalisasi adalah realitas yang tidak dapat dihindari.

Generasi milenial harus cerdas dalam menyikapinya.

Membuka diri terhadap budaya global boleh saja, tetapi tidak boleh sampai melupakan identitas dan nilai-nilai luhur budaya lokal.

Penting untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya Nusantara sejak dini.

Pendidikan formal dan informal harus memuat konten budaya lokal yang relevan dengan kehidupan generasi milenial.

Dengan demikian, generasi milenial dapat menjadi duta budaya yang handal, membawa kekayaan budaya bangsa ke kancah global.

Itulah dampak pengaruh global pada pelajar milenial yang cenderung ikut arus budaya luar dan pengabaian terhadap budaya lokal leluhur Nusantara. 

Baca Juga: Menurut Teori-Teori Beberapa Ilmuan Menyebutkan Bahwa Tidak Ada Keterlibatan Tuhan Dalam Penciptaan Alam Semesta Termasuk Bumi Bagaimana Menurut Anda?

Baca Juga: Apakah Timbulnya Bencana dan Wabah yang Melanda Manusia Adalah Hukuman Tuhan Atau Kesalahan dan Ulah Manusia?