Find Us On Social Media :

Seni Bersyukur dan Berkomunikasi

By K. Tatik Wardayati, Senin, 4 Januari 2016 | 19:00 WIB

Seni Bersyukur dan Berkomunikasi

Tidak seperti kebanyakan Ayah yang sedih melihat rapor anaknya yang buruk, hati Pak Joko justru berbunga-bunga karena ia tidak kehilangan anaknya. Memang kali ini, keterlaluan sekali gaya bercanda anak gadisnya!

Sebenarnya Elin hanya ingin agar ayahnya tidak marah melihat rapornya yang buruk. Untuk membuat masalah rapor buruk terlihat kecil ia membuat gambaran masalah besar yang mungkin terjadi sehingga masalah yang ada jadi terlihat kecil.

Ini sebenarnya adalah seni bersyukur dan seni berkomunikasi dengan diri. Kalau kita ingin bersyukur atas kesulitan yang kita terima maka kita sebaiknya membayangkan kesulitan lebih besar yang mungkin bisa kita alami. Dengan demikian kita bisa menghindari diri dari stres atau kegalauan yang berkepanjangan. Masalah kekecewaan hati atau rasa tidak bersyukur biasanya tidak berhubungan dengan uang tapi lebih karena penerimaan hati.

Orang yang tidak bersyukur biasanya fokus pada apa yang tidak dipunyai, sedangkan orang yang bersyukur biasanya fokus pada apa yang dimilikinya. Kita bisa melihat anak kampung bahagia main layang layang yang satu set berharga tidak lebih dari Rp 5000.

Tapi anak orang kaya ngambek pada orang tuanya padahal baru dibelikan pesawat remore control seharga 5 juta. Mengapa? Karena anak kaya itu suka dengan yang model baru seharga 15 juta. Ada anak oran kaya yang ngambek pada orang tuanya karena link internet terputus satu hari karena lupa membayar tagihan, padahal ia sudah beruntung bisa mengakses internet selama 29 hari sebelumnya.

Memang apa yang dilakukan Elin pada Ayahnya, Pak Joko, agak keterlaluan, tapi itu gambaran dramatis tentang bagaimana bisa membuat diri kita bersyukur apa adanya. (BMSPS)