Find Us On Social Media :

Sebab Khusus Terjadinya Perlawanan Pangeran Diponegoro: Pematokan Tanah Keramat Tegalrejo

By Afif Khoirul M, Selasa, 2 April 2024 | 10:10 WIB

Ilustrasi - Sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro adalah pematokan tanah keramat Tegalrejo oleh Belanda pada tanggal 20 April 1825.

Intisari-online.com - Perang Diponegoro, yang berkobar selama lima tahun (1825-1830), merupakan salah satu perlawanan rakyat terbesar di Indonesia melawan kolonialisme Belanda.

Dipicu oleh berbagai faktor, baik umum maupun khusus, perlawanan ini dipimpin oleh Pangeran Diponegoro, seorang bangsawan Yogyakarta yang memiliki pengaruh besar di Jawa Tengah.

Sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro adalah pematokan tanah keramat Tegalrejo oleh Belanda pada tanggal 20 April 1825.

Tanah Tegalrejo, yang terletak di Yogyakarta, merupakan wilayah milik Pangeran Diponegoro dan juga tempat berdirinya makam leluhurnya.

Kronologi peristiwa:

1825: Belanda berniat membangun jalan baru yang melintasi wilayah Tegalrejo.

20 April 1825: Belanda memasang patok-patok di tanah Tegalrejo tanpa persetujuan Pangeran Diponegoro.

25 April 1825: Pangeran Diponegoro dan pengikutnya mencabut patok-patok Belanda dan melakukan perlawanan.

Alasan Pangeran Diponegoro Menolak:

Tanah Tegalrejo adalah tanah keramat yang memiliki nilai spiritual tinggi bagi Pangeran Diponegoro dan leluhurnya.

Pemasangan patok tanpa persetujuan Pangeran Diponegoro dianggap sebagai pelanggaran terhadap adat istiadat dan hak miliknya.

Baca Juga: Konsep Berpikir Sinkronik dalam Mempelajari Sejarah Artinya Apa?

Tindakan Belanda ini merupakan simbol arogansi dan penindasan terhadap rakyat Yogyakarta.

Dampak Peristiwa:

Peristiwa pematokan tanah Tegalrejo menjadi pemicu langsung terjadinya Perang Diponegoro.

Perang Diponegoro kemudian berkembang menjadi perlawanan besar yang melibatkan rakyat Yogyakarta dan Jawa Tengah lainnya.

Perang ini berlangsung selama lima tahun dan memakan korban jiwa yang besar di kedua belah pihak.

Kesimpulan:

Peristiwa pematokan tanah Tegalrejo merupakan sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro.

Peristiwa ini menunjukkan arogansi dan penindasan Belanda terhadap rakyat Yogyakarta, yang kemudian memicu perlawanan besar di bawah kepemimpinan Pangeran Diponegoro.

Demikianlah, sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro adalah pematokan tanah keramat Tegalrejo oleh Belanda pada tanggal 20 April 1825.