Find Us On Social Media :

Kado Kotak Kosong

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 8 Maret 2016 | 19:00 WIB

Kado Kotak Kosong

Sang ayah merasa terharu. Ia mengangkat anaknya. Dipeluknya, diciuminya. Katanya, “Putri, Ayah belum pernah menerima hadiah seindah ini. Ayah akan selalu menyimpan kotak ini. Ayah akan membawanya ke kantor dan sekali-sekali kalau perlu ciuman Putri, Ayah akan mengambil satu. Nanti kalau kosong diisi lagi, ya.”

Kendati kotak itu memiliki nilai yang sangat tinggi di mata sang ayah, di mata orang lain tetap tidak memiliki nilai apapun. Orang lain akan tetap menganggapnya kotak kosong. 

Kosong bagi seseorang bisa dianggap penuh oleh orang lain. Sebaliknya, penuh bagi seseorang bisa dianggap kosong oleh orang lain. Kosong dan penuh, keduanya merupakan produk dari “pikiran” kita sendiri.

Sebagaimana kita memandang hidup, demikianlah kehidupan kita. Hidup menjadi berarti, bermakna, karena kita memberikan arti kepadanya, memberikan makna kepada kehidupan ini. Bagi mereka yang tidak memberikan makna, tidak memberikan arti, hidup ini ibarat lembaran kertas yang kosong. Bukankah demikian?