Terlepas dari perbedaan tanggal, yang pasti Nabi Muhammad SAW berasal dari Bani Hasyim, klan terhormat dalam Suku Quraisy.
Beliau lahir yatim. Sang ayah, Abdullah bin Abdul Muthalib, meninggal saat Nabi Muhammad masih dalam kandungan.
Segera setelah kelahiran, kakeknya, Abdul Muthalib, membawanya untuk melaksanakan tawaf keliling Kabah sebagai wujud syukur.
Abdul Muthalib pula yang memberinya nama Muhammad, yang berarti "orang yang terpuji."
Tradisi Arab kala itu mengharuskan persusuan bayi diserahkan kepada para perempuan khusus.
Maka, Nabi Muhammad SAW pernah diasuh oleh Tsuwaibah Al Islamiyah dan Halimah Sa'diyah. Namun, takdir kembali menimpa di usia enam tahun. Ibunda tercinta, Aminah, wafat.
Nabi Muhammad SAW kemudian diasuh oleh Ummu Aiman, budak ayahnya, bersama kakeknya.
Sayangnya, Abdul Muthalib pun menyusul Aminah dua tahun kemudian.
Sejak saat itu, paman beliau, Abu Thalib, mengambil alih tanggung jawab pengasuhan hingga Nabi Muhammad SAW dewasa.
Menikah dengan Khadijah dan Datangnya Wahyu Pertama
Di bawah asuhan Abu Thalib, Nabi Muhammad SAW tak hanya belajar berdagang, tetapi juga menggembala kambing.
Baca Juga: Punya Kedudukan Mulia, Inilah 6 Peristiwa Penting Yang Terjadi Pada Bulan Syaban