Inilah Kota-kota Penting Yang Ditaklukkan Tariq bin Ziyad Dan Pasukannya Pada Masa Awal Masuknya Islam di Andalusia

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Berikut ini merupakan kota-kota penting yang ditaklukkan oleh Tariq bin Ziyad dan pasukannya pada masa awal masuknya Islam di Andalusia.

Intisari-Online.com -Berikut ini merupakan kota-kota penting yang ditaklukkan oleh Tariq bin Ziyad dan pasukannya pada masa awal masuknya Islam di Andalusia.

Kita tahu, Dinasti Bani Umayyah di Damaskus telahmenggapai berbagai kemajuan, perkembangan, dan perluasan daerah.

Pada masa Muawiyah bin Abu Sufyan, pasukan pengepung Konstantinopel dapat ditarik.

Dia mendirikan Departemen Pencatatan (Diwan al-Khatam), mendirikan pelayanan pos (Diwan al-Bariid).

Pemisahan urusan keuangan dari urusan pemerintahan diatur secara teknis dengan pengangkatan seorang pejabat khusus, yaitu ṣaḥib al-kharaj.

Penambahan wilayah kekuasaan diperluas pada pada masa pemerintahan Wa̅lid bin Abd al-Malik , yaitu pada 86–96 H/705–715 M.

Keadaan dalam negeri dalam kondisi aman semua permasalahan bisa teratasi pada masa Abdulmalik bin Marwan (65 – 86 H/685–705 M).

Begitu kemajuan peradaban dapat dicapai khususnya pada bidang politik di masa Walid bin Abdulmalik (86–96 H/705–715 M).

Walidbin Abdulmalik berusaha memperluas wilayahnya sampai ke wilayah Afrika Utara yaitu ke al-Aqsa dan Spanyol (Andalusia).

Kegigihan dan keberanian panglima perang Musa bin Nuṣair dapat membuka peluang untuk melakukan langkah memperluas wilayah dengan mengirim Tariq bin Ziyad untuk merebut Andalusia.

Pada tahun 711 M, Ṭariq bin Ziyad berhasil menduduki sebuah selat antara Afrika dan Spanyol, yaitu Selat Gibraltar, yang diambil dari kata Jabal Ṭariq.

Islam masuk di Andalusia tahun 92 H.

Saat itu Andalusia dikuasai oleh orang-orang Goth (Gothic).

Musa bin Nusairsebagai gubernur Afrika Utara mengirim pasukan yang dipimpin oleh Panglima Tariq bin Ziyad pada tahun 710 M untuk melakukan penaklukan ke wilayah ini.

Mereka tidak mendapatkan perlawanan yang intensif dari penguasa setempat.

Hal ini didukung oleh situasi lemahnya politik pemerintahan dan rakyat tidak mendukungnya.

Pasukan tersebut memperoleh keberhasilan pada tahun 712 M.

Pasukan yang dipimpin oleh Musa bin Nusair berhasil menuju Andalusia melalui jalan lain yang tidak dilalui oleh Tariq bin Ziyad dan pasukannya.

Pantai barat semenanjung Spanyol yakni Sevilla dan Merida berhasil ditaklukan.

Kemudian mereka bertemu dengan pasukan Ṭariq di Toledo. Dua pasukan bergabung.

Daerah taklukan meluas hingga ke Utara seperti Barcelona, Terrofona, dan Saragossa.

Pada tanggal 15 Mei 756 M, Abdurrahman bin Ad-Dahil memproklamirkan berdirinya Imārah Umayyah II di Andalusia (Spanyol).

Hal ini menandakan secara resmi dimulainya kekuasaan kedua dari Dinasti Umayyah yang lepas dari Abbasiyyah di Baghdad.

Wilayah Islam di Andalusia pada Umayyah II ini, dibagi menjadi lima provinsi (vice royalty) yang dikepalai oleh seorang āmir.

Pusat pemerintahannya adalah Cordova.

Sejak masuk ke Spanyol, wilayah ini menjadi wilayah provinsi Islam di bawah Bani Umayyah di Damaskus.

Namanya diganti dengan sebutan Andalusia.

Pemerintah pusat Damaskus menempatkan seorang wali atau āmir di Spanyol.

Wali pertamanya adalah anak Musa bin Nusair yang bernama Abdulaziz.

Di Andalusia, Abdulaziz menikah dengan Achelon seorang janda dari Roderick yang kemudian namanya diganti dengan Ummu ‘Asim.

Inilah penikahan campuran pertama antara seorang muslim dengan seorang wanita Spanyol.

Setelah Abdulaziz wafat, kepemimpinannya dilanjutkan oleh Muḥammad bin Yazid sebagai penguasa Afrika Utara dan Spanyol.

Penduduk Spanyol merasa bahagia dan memperoleh kemakmuran di bawah pemerintah Islam.

Umat kristiani menikmati kebebasannya dan tidak diganggu dalam melaksanakan ibadah dan kebiasaannya.

Golongan Yahudi benar-benar merasakan tertolong oleh kehadiran bangsa Arab ini.

Mereka menjadi merdeka dan aktif membantu bangsa Arab dalam memerintah Spanyol dan mengembalikan negeri ini ke tingkat budaya yang tinggi.

Kekuasaan Islam di Andalusia ini tanpa menganiaya dan tidak ikut campur dalam urusan internal mereka.

Kaum muslimin memberikan otonomi penuh dalam semua masalah keagamaan.

Pada tahun 750 M terjadi peristiwa besar di Damaskus yang menimpa kekuasaan atau revolusi yang dilakukan oleh keluarga Bani Abbas yang dibantu para pemberontak yang sejak lama melakukan penekanan terhadap Bani Umayyah.

Revolusi tersebut berhasil mengakhiri kekuasaan Bani Umayyah yang sudah berkuasa selama 90 tahun.

Seorang pemuda keturunan Bani Umayyah yang bernama Abdurrahman lolos dari kepungan Bani Abbas.

Dia berhasil meloloskan diri dengan bersembunyi dan berkelana sehingga sampai ke Spanyol.

Di Spanyol, ia disambut oleh pendukungnya dan berhasil menjadi amir dan penguasa Spanyol.

Dia berhasil membangun kekuasaan Bani Ummayah di Spanyol, sehingga di juluki dengan Abdurrahman Ad-dahil yang artinya ”pendatang baru.”

Untuk mempertahankan Spanyol dari ancaman musuh-musuhnya, Abdurrahman Ad-dahil membangun sebuah angkatan bersenjata yang kuat dan terlatih yang terdiri atas 40.000 prajurit bayaran dari bangsa Barbar.

Itulahyangmerupakan kota-kota penting yang ditaklukkan oleh Tariq bin Ziyad dan pasukannya pada masa awal masuknya Islam di Andalusia.

Artikel Terkait