Find Us On Social Media :

Ertiga, Nama Lokal Siap Mengglobal

By Agus Surono, Rabu, 25 April 2012 | 15:29 WIB

Ertiga, Nama Lokal Siap Mengglobal

Tak hanya rasa aman, namun juga nyaman diberikan Ertiga. Mulai dari pengemudi yang dimanjakan dengan pengaturan tinggi rendah kursinya (GX). Lalu tilt steering yang membuat setir bisa diatur sudut kemiringan sehingga membuat tangan nyaman menyetir. Kenyamanan bertambah dengan adanya electric power steering. Mengemudi jadi menyenangkan.

Beralih ke kursi tengah. Jika hanya diisi dua orang, maka pada sandaran kursi tengah kita bisa menarik arm rest sehingga menambah kenyamanan saat perjalanan jauh. Kursi tengah bisa maju-mundur sejauh 20 cm, yang diklaim terjauh di kelasnya. Dengan feature ini, maka kenyamanan mereka yang duduk di baris ketiga bisa dimaksimalkan. Model sliding ini juga memudahkan bagi penumpang di baris ketiga untuk keluar masuk. Selain itu, kursi baris ketiga dibuat tidak terlalu tinggi karena tangki bahan bakar tidak menonjol.

Bagi yang suka main di pantai, tak usah bingung memikirkan bagaimana menyimpan pakaian yang basah. Ertiga dengan cerdik memanfaatkan kolom di bawah bagasi untuk menyimpan benda basah atau yang butuh perlindungan khusus. Ruangan penyimpan ini tak terlihat saat membuka bagasi karena ada penutupnya.

Kenyamanan lain adalah adanya sandaran kepala di setiap kursi, termasuk di barisan belakang. Hanya saja, ada yang berpendapat sandaran ini masih kurang ergonomis. Sedikit catatan, mereka yang memiliki tinggi badan di atas 173 cm tidak nyaman saat menggunakan sandaran kepala ini karena terlalu tinggi.

Mesin responsif

Suzuki Ertiga menggunakan platform Swift generasi kedua, hanya lebih panjang tentunya. Dimensinya menjadi 4.265 mm (p), 1.695 mm (l), 1.685 mm (t) dengan sumbu roda 2.740 mm. Dibanding para pesaingnya, jarak sumbu roda ini relatif lebih panjang. Tak heran, bagian depan Ertiga mirip Swift. Bentuk bodinya terlihat proposional karena bagian front end sampai roof end menyatu.

Dari sisi mesin, Ertiga mengusung mesin 1.4 liter dengan sistem mekanisme Air Intake VVT. Mesin ini menyemburkan tenaga sebesar 95 PS pada 6.000 rpm dan torsi 130 Nm pada 4.000 rpm. Saat Intisari mencoba di kawasan Nusa Dua, mesin cukup responsif pada putaran mesin 3.000 rpm.

Sistem penggerak yang dipakai adalah berpenggerak roda depan. Ada sisi plus minusnya menggunakan penggerak roda depan. Plusnya, kendaraan menjadi lebih ringan karena tidak menggunakan gardan untuk menyalurkan tenaga putar mesin ke roda belakang. Sisi negatifnya ada yang berpendapat kurang bertenaga saat jalan menanjak pada kondisi penumpang penuh. Hal ini bisa dimengerti dari sisi fisika, bahwa menarik lebih butuh tenaga ekstra dibandingkan dengan mendorong.

Hal lain yang kurang dari Ertiga adalah sistem pendingin yang masih mengggunakan sistem single blower. Hembusan angin dingin kurang maksimal untuk baris ketiga. Intisari merasakan sendiri saat menjajal duduk di kursi belakang. Udara panas merayap dari belakang dan menyentuh tengkuk saat jalan-jalan menyusuri daerah Bali. Padahal waktu masih menunjuk di angka 10.

Namun, kekurangan itu bisa ditutupi oleh harganya yang bersaing. Ertiga dipasarkan dalam tiga varian dengan harga Rp 143 juta (GA), Rp 153 juta (GL), dan Rp 165 juta (GX), semuanya harga on-the-road Jakarta. Bandingkan dengan Avanza Rp 145,75 - 182,9 juta, Xenia Rp 127,6 - 180,3 juta, dan Grand Livina Rp 162 - 212 juta.