Find Us On Social Media :

Penulisan Sejarah Kolonial Sangat Merugikan Bangsa Indonesia, Ternyata Ini Alasannya

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 18 Februari 2024 | 07:17 WIB

Penulisan sejarah kolonial sangat merugikan bangsa indonesia, karena sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang penjajah.

Intisari-Online.com - Sejarah historiografi di Indonesia membentang sangat jauh, dari zaman kerajaan hingga zaman modern.

Salah satu fase yang dilewati adalah penulisan sejarah yang bersudut pandang kolonial.

Ternyata, penulisan sejarah kolonial sangat merugikan bangsa indonesia, ternyata ini alasannya.

Historiografi kolonial atau penulisan sejarah kolonial dilekatkan pada penulisan sejarah Indonesia di masa kolonialisme Belanda.

Historiografi kolonial ditulis oleh bangsa kolonial seperti Belanda, Inggris dan Portugis.

Dalam jurnal Historiografi dalam Denyut Bangsa (2016) karya Taufik Abdullah, historiografi kolonial bertujuan untuk mempertahankan kekuasaan kolonialisme di negara jajahan dan meredam perlawanan-perlawanan dari masyarakat pribumi.

Dalam buku Historiografi di Indonesia: Dari Magis Religius hingga Strukturis (2009) karya Agus Mulyana dan Darmiati, historiografi kolonial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Menggunakan sudut pandang Nerlando-sentris dan Eropa-sentris

Dalam sudut pandang Nerlando-sentris dan Eropa-sentris, peristiwa sejarah yang ditulis hanyalah peristiwa-periwtiwa yang memiliki keterkaitan dengan kepentingan pemerintah kolonial di tanah jajahan.

Penulisan sejarah dalam historiografi kolonial sering disebut dengan istilah ‘Sejarah dari Geladak Kapal-Kapal Belanda’ karena hanya menggunakan sudut pandang dari orang-orang Belanda dan Eropa.

Dalam sudut pandang ini, Belanda menulis sejarah yang menganggap bahwa pahlawan-pahlawan Indonesia seperti Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Sultan Agung sebagai seorang pemberontak dan pengrusak ketertiban sosial.

- Bersifat Deskriminatif