Find Us On Social Media :

Pertama Kali Digunakan Di Filipina, Sistem Quick Count Berperan Penting Bongkar Kecurangan Rezim Ferdinand Marcos

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 15 Februari 2024 | 16:17 WIB

Quick count pertama kali digunakan di Filipina pada 1986. Sistem quick count berperan penting bongkar kecuragan rezeim Ferdinand Marcos dalam menyingkirkan lawan politiknya saat itu, Corazon Aquino.

Intisari-Online.com - Selain real count versi KPU, salah satu yang paling ditunggu selama pemilu adalah quick count alias hitung cepat versi lembaga-lembaga survei.

Berbicara quick count, sistem ini pertama kali digunakan di Filipina pada 1986.

Ternyata, sistem quick count berperan penting bongkar kecuragan rezeim Ferdinand Marcos dalam menyingkirkan lawan politiknya saat itu, Corazon Aquino.

Bagaimana ceritanya?

Mengutip Kompas.ID, penyelenggaraan hitung cepat dalam pemilu sudah mulai dilakukan pada 1986 di Filipina.

Ketika itu, sebuah komite independen yang berfungsi memantau pelaksanaan pemilu, National Citizens Movement for Free Elections (NAMFREL), mengadakan perhitungan cepat untuk memantau penyelenggaraan pemilu Filipina di bawah rezim presiden Ferdinand Marcos.

Saat itu, calon presiden Filipina adalah Ferdinand Marcos (petahana) dan Corazon Aquino.

NAMFREL dianggap sukses melaksanakan pemantauan pemilu.

Tapi usut punya usut, hitung cepat NAMFREL ternyata punya peran penting mendeteksi dan mengungkap kecurangan manipulasi suara yang dilakukan pemerintah rezim Marcos untuk menganulir kemenangan Corry--panggilan Corazon.

Hal ini pun memicu gelombang protes yang kemudian berhasil menggulingkan rezim otoriter Marcos.

Setelah itu, metode tersebut digunakan pula oleh sejumlah lembaga survei di beberapa negara yang sedang mengalami transisi ke demokrasi serta menjadi alat kontrol pemilu.

Negara-negara yang menggunakan metode ini di antaranya Chile pada 1988, Panama 1989, Yugoslavia dan Peru pada 2000, juga Indonesia pada 2004.