Find Us On Social Media :

Saat Jawa-Islam Dan Tionghoa Bersatu, Inilah Grebeg Sudiro Perayaan Warisan Keraton Solo Untuk Sambut Imlek

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 10 Februari 2024 | 15:31 WIB

Saat Jawa-Islam Dan Tionghoa Bersatu, Inilah Grebeg Sudiro Perayaan warisan Keraton Solo Menyambut Hari Raya Imlek

Yang juga dimaknai sebagai iring-iringan atau perayaan.

Sedangkan Sudiro, diambil dari nama kelurahan lokasi Kampung Balong yang mayoritas dihuni warga keturunan Tionghoa yakni Sudiroprajan.

Grebeg Sudiro menjadi tradisi Imlek di Indonesia yang terbilang cukup menarik dan unik.

Hal ini karena adanya proses akulturasi yang harmonis antara budaya Jawa dengan budaya masyarakat Tionghoa.

Dilansir laman indonesia.travel, salah satu wujud akulturasi tersebut hadir dalam bentuk gunungan.

Apabila biasanya gunungan berisi hasil bumi, maka gunungan pada tradisi Grebeg Sudiro akan berisi kue keranjang, penganan khas dalam tradisi Imlek.

Ada pula gunungan kecil yang berisi kue tradisional lain mulai dari cakwe, janglut, bakpao, onde-onde, gembukan, keleman, dan lain sebagainya.

Gunungan ini dan beberapa gunungan lainnya biasanya akan diarak bersamaan dengan parade kesenian dan budaya Tionghoa dan budaya Jawa, untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat.

Selain itu, jalanan di sekitar Pasar Gede juga biasanya akan dihias dengan lentera khas Imlek yang akan semakin membuat semarak suasana.

Kemeriahan Grebeg Sudiro memang menjadi ciri khas perayaan Imlek di Kota Solo yang mampu menjadi daya tarik wisatawan.

Grebeg Sudiro merupakan perayaan grebeg yang menggabungkan budaya Jawa dan budaya Tionghoa di Sudiroprajan.

Perayaan ini awalnya dilakukan untuk tradisi Islam seperti Maulid Nabi Muhammad, Muharram, Idul Fitri dan Idul Adha.