Find Us On Social Media :

Pertempuran Lima Hari Di Semarang, Inilah Peristiwa Yang Melatarbelakangi Dibangunnya Tugu Muda Di Semarang

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 10 Februari 2024 | 14:31 WIB

Pertempuran lima hari di Semarang, Inilah peristiwa yang melatarbelakangi dibangunnya Tugu Muda di Semarang.

Intisari-Online.com - Bagi yang pernah berkunjung ke Kota Semarang, Jawa Tengah, rasanya tak asing dengan Tugu Muda.

Tugu ini terletak di jantung Kota emarang, di simpang lima Jalan Pandanaran, Jalan Mgr. Sugiopranoto, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda, dan Jalan dr. Sutomo.

Inilah peristiwa yang melatarbelakangi dibangunnya Tugu Muda di Semarang.

Benar, kita berbicara tentang Pertempuran Lima Hari Di Semarang.

Tugu Muda Semarang dibangun mulai 1951 dan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 20 Mei 1953.

Tujuan pendirian Tugu Muda di Semarang adalah mengenang gugurnya pemuda dalam peristiwa heroik di Semarang.

Peristiwa yang melatarbelakangi dibangunnya Tugu Muda adalah Pertempuran Lima Hari di Semarang.

Pertempuran dahsyat itu terjadi pada 15 Oktober 1945.

Monumen ini menggambarkan semangat juang dan patriotisme warga Semarang saat itu yang berusaha mempertahankan kemerdekaan.

Para pejuang yang berasal dari berbagai kalangan, sangat gigih dan rela berkorban demi kedaulatan bangsa.

Tugu Muda dibangun sebagai monumen peringatan gigihnya rakyat Semarang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Awalnya, tugu ini didirikan di tengah alun-alun Semarang.

Gubernur Jawa Tengah, Wongsonegoro, meletakkan batu pertama pembangunan pada 28 Oktober 1945.

Tapi meletusnya perang pada bulan November 1945 menyebabkan proyek pembangunan Tugu Muda tertunda.

Bahkan tugu ini dibongkar oleh tentara Belanda yang tergabung dalam NICA (Nederlandsch Indie Civil Administratie) dan RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees).

Lalu pada 1949, melalui Badan Koordinasi Pemuda Indonesia (BKPI), pembangunan monumen dilanjutkan kembali.

Namun proyek pembangunan tugu kembali tertunda lantaran permasalahan dana.

Dua tahun berselang, tepatnya pada 1951, Wali Kota Semarang, Soebeno Sosro Wedoyo, membentuk sebuah panitia untuk melanjutkan proyek pembangunan Tugu Muda.

Dalam proyek kali ini, diputuskan lokasi pembangunan Tugu Muda tidak lagi berada di alun-alun, tetapi di lokasinya saat ini, yaitu di depan bangunan Lawang Sewu.

Pemilihan lokasi ini karena persimpangan Jalan Pandanaran, Jalan Mgr. Sugiopranoto, Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda, dan Jalan dr. Sutomo itu merupakan tempat terjadinya Pertempuran Lima Hari.

Pada 10 November 1951, Gubernur Jawa Tengah, Boediono, meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan Tugu Muda.

Dua tahun berselang, pembangunan dapat selesai.

Tugu Muda kemudian diresmikan pada 20 Mei 1953 oleh Presiden Soekarno, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

Struktur bangunan Tugu Muda dibangun dengan desain menyerupai lilin, yang menggambarkan semangat para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Di bagian kaki tugu, terdapat lima buah pilar penyangga yang dimaksudkan sebagai lambang Pancasila.

Pada tiap pilar tersebut, terdapat hiasan atau relief berbeda yang memiliki maknanya sendiri, sebagai berikut.

Relief Hongerodeem

Menggambarkan kehidupan rakyat Indonesia pada masa penjajahan yang tertindas dan sangat menderita.

Relief Pertempuran

Menggambarkan perjuangan saat Pertempuran Lima Hari di Semarang yang gigih mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Relief Penyerangan

Melambangkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap segala bentuk penjajahan terhadap Indonesia.

Relief Korban

Menggambarkan bahwa banyak rakyat yang gugur sebagai korban saat mempertahankan kemerdekaan.

Relief Kemenangan

Menggambarkan hasil dari perjuangan yang gigih dan tidak kenal lelah dari rakyat Semarang.

Itulah sekilas tentang pertempuran lima hari di Semarang, peristiwa yang melatarbelakangi dibangunnya Tugu Muda di Semarang.