Find Us On Social Media :

Bagaimana Sejarah Terbentuknya Konstitusi Indonesia

By Afif Khoirul M, Jumat, 9 Februari 2024 | 11:55 WIB

Ilustrasi - Sejarah konstitusi Indonesia.

Intisari-online.com - Konstitusi atau Undang-undang Dasar (UUD) adalah kumpulan peraturan yang mengatur sistem ketatanegaraan suatu negara, termasuk pembentukan, pembagian, dan cara kerja lembaga negara, serta hak dan kewajiban warga negara.

Lalu, bagaimana sejarah terbentuknya konstitusi Indonesia?

Indonesia memiliki konstitusi yang disebut UUD 1945, yang merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda dan Jepang.

Bagaimana sejarah terbentuknya konstitusi Indonesia? Berikut ini adalah ulasan singkatnya.

Proses perumusan konstitusi Indonesia dimulai pada tahun 1945, setelah Jepang menjanjikan kemerdekaan Indonesia sebagai upaya untuk mendapatkan simpati rakyat Indonesia yang sudah muak dengan penjajahan.

Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 April 1945, yang bertugas untuk menyusun rancangan UUD.

BPUPKI terdiri dari para pemimpin nasional, tokoh agama, cendekiawan, dan perwakilan daerah.

BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali, yaitu pada 29 Mei - 1 Juni 1945 dan 10 - 17 Juli 1945.

Dalam sidang pertama, BPUPKI membahas tentang dasar negara, yang kemudian disepakati untuk menggunakan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Pancasila merupakan rumusan dari pidato Presiden Soekarno pada 1 Juni 1945, yang berisi lima sila, yaitu: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Pidato ini kemudian dikenal sebagai pidato Pancasila.

Dalam sidang kedua, BPUPKI membahas tentang rancangan UUD, yang kemudian diserahkan kepada panitia kecil yang terdiri dari sembilan orang, yaitu: Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Soepomo, Agus Salim, Abikusno Tjokrosujoso, Wahid Hasyim, Abdul Kahar Muzakir, dan Ahmad Subardjo.

Baca Juga: Dari Padang ke Jakarta, Perstiwa Sejarah Perjalanan Hari Pers Nasional yang Dimulai Tahun 1978