Penulis
Intisari-online.com - Nusantara adalah sebutan untuk wilayah kepulauan yang terbentang dari Sumatera hingga Papua, yang kini menjadi bagian dari Indonesia.
Wilayah ini memiliki kekayaan alam yang melimpah, terutama rempah-rempah, yang menjadi komoditas dagang yang sangat diminati oleh bangsa-bangsa Eropa sejak abad ke-15.
Lalu, bagaimana bangsa Eropa bisa sampai wilayah Nusantara?
Namun, untuk sampai ke Nusantara, bangsa Eropa harus menghadapi berbagai tantangan dan rintangan, baik dari alam maupun dari bangsa lain yang menguasai jalur perdagangan.
Ada beberapa faktor yang mendorong bangsa Eropa untuk melakukan penjelajahan samudera dan mencari jalur baru menuju Nusantara, antara lain:
1. Perang Salib, yaitu perang antara Kristen dan Islam yang berlangsung selama beberapa abad, yang menyebabkan jalur perdagangan darat melalui Timur Tengah menjadi terputus atau tidak aman.
2. Jatuhnya Konstantinopel, yaitu ibu kota Kekaisaran Romawi Timur, ke tangan Kesultanan Turki Usmani pada tahun 1453, yang membuat jalur perdagangan laut melalui Laut Tengah menjadi sulit dan mahal.
3. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu kemajuan dalam bidang astronomi, geografi, navigasi, dan pembuatan kapal, yang memungkinkan bangsa Eropa untuk berlayar lebih jauh dan lebih akurat.
4. Semangat penaklukan dan penyebaran agama, yaitu keinginan bangsa Eropa untuk menguasai wilayah-wilayah baru dan menyebarkan agama Kristen kepada bangsa-bangsa yang belum mengenalnya.
5. Keinginan untuk mendapatkan rempah-rempah, yaitu bumbu-bumbu yang berasal dari tanaman tropis, seperti lada, cengkeh, pala, kayu manis, dan jahe, yang memiliki nilai ekonomi dan kesehatan yang tinggi, serta dapat digunakan sebagai pengawet, pewarna, dan obat.
Bangsa Eropa pertama yang berhasil sampai ke Nusantara adalah Portugis, yang dipimpin oleh Alfonso de Albuquerque.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghindari Bias Sejarah karena Sudut Pandang Berbeda?
Mereka menaklukkan Malaka pada tahun 1511, dan kemudian menyusuri kepulauan Maluku, yang merupakan pusat produksi rempah-rempah, pada tahun 1512.
Portugis mendirikan benteng dan pos dagang di beberapa tempat, seperti Ternate, Ambon, dan Solor, dan menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan setempat.
Setelah Portugis, bangsa Eropa lain yang datang ke Nusantara adalah Spanyol, yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan.
Mereka melakukan pelayaran mengelilingi dunia pertama pada tahun 1519-1522, dan menemukan Filipina, yang kemudian menjadi koloni Spanyol.
Spanyol bersaing dengan Portugis di Maluku, dan bersekutu dengan Tidore, yang merupakan musuh dari Ternate.
Bangsa Eropa berikutnya yang datang ke Nusantara adalah Belanda, yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Mereka tiba di Banten pada tahun 1596, dan kemudian mendirikan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) pada tahun 1602, yang merupakan perusahaan dagang yang memiliki hak monopoli dan militer.
Belanda berusaha mengusir Portugis dan Spanyol dari Nusantara, dan menguasai jalur perdagangan rempah-rempah.
Belanda juga membangun benteng dan pos dagang di berbagai tempat, seperti Batavia, Makassar, Palembang, dan Banjarmasin, dan mengintervensi urusan politik kerajaan-kerajaan setempat.
Bangsa Eropa lain yang datang ke Nusantara adalah Inggris, yang dipimpin oleh James Lancaster.
Mereka tiba di Aceh pada tahun 1602, dan kemudian mendirikan EIC (East India Company) pada tahun 1600, yang merupakan perusahaan dagang yang bersaing dengan VOC.
Inggris berdagang dengan kerajaan-kerajaan di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan, dan mendirikan pos dagang di beberapa tempat, seperti Bencoolen, Madras, dan Bengkulu.
Baca Juga: Inilah 5 Kitab Karangan Sebagai Peninggalan Sejarah Masa Hindu Buddha di Indonesia
Namun, karena tekanan dari Belanda, Inggris akhirnya menyerahkan kepentingannya di Nusantara kepada Belanda pada tahun 1824, dengan imbalan wilayah Singapura.
Demikianlah rangkuman artikel tentang Bagaiman Bangsa Eropa Bisa Sampai Wilayah Nusantara.