Find Us On Social Media :

Contoh Kasus atau Konflik yang Terjadi di Lingkungan Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat

By Ade S, Selasa, 23 Januari 2024 | 11:03 WIB

Ilustrasi. Artikel ini membahas beberapa contoh kasus atau konflik yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta cara mengatasinya.

Intisari-Online.com - Konflik adalah suatu keadaan yang tidak harmonis antara dua atau lebih pihak yang memiliki perbedaan pendapat, kepentingan, atau tujuan.

Konflik dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa contoh kasus atau konflik yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat

Tujuan dari artikel ini adalah untuk memberikan pemahaman bagi pembaca yang mungkin mengalami atau menyaksikan konflik di sekitar mereka.

Konflik di Lingkungan Keluarga

Konflik di lingkungan keluarga adalah salah satu jenis konflik yang paling sering terjadi dan paling berdampak bagi kesejahteraan dan kebahagiaan seseorang.

Konflik di lingkungan keluarga dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah ekonomi, perbedaan pandangan, kurangnya komunikasi, perselingkuhan, kekerasan, atau masalah generasi.

Beberapa contoh kasus konflik di lingkungan keluarga adalah sebagai berikut:

- Seorang suami dan istri sering bertengkar karena masalah keuangan.

Suami merasa istri boros dan tidak pandai mengatur pengeluaran, sedangkan istri merasa suami pelit dan tidak memberikan nafkah yang cukup.

Akibatnya, hubungan mereka menjadi renggang dan tidak harmonis.

Baca Juga: Mengapa Keberagaman Dalam Masyarakat Dapat Memicu Konflik?

- Seorang ayah dan anak laki-laki sering berselisih karena perbedaan pandangan politik.

Ayah berpaham nasionalis dan konservatif, sedangkan anak laki-laki berpaham liberal dan progresif.

Mereka sering berdebat dan saling menyalahkan atas kondisi negara dan masyarakat.

Akibatnya, hubungan mereka menjadi dingin dan tidak saling menghormati.

- Seorang ibu dan anak perempuan sering berkonflik karena masalah pergaulan.

Ibu merasa anak perempuan terlalu bebas dan tidak taat pada norma agama dan budaya, sedangkan anak perempuan merasa ibu terlalu mengatur dan tidak menghargai pilihan hidupnya.

Mereka sering beradu argumen dan saling menyakiti perasaan. Akibatnya, hubungan mereka menjadi penuh dengan ketidakpercayaan dan kebencian.

Konflik di Lingkungan Sekolah

Konflik di lingkungan sekolah adalah jenis konflik yang sering dialami oleh para pelajar, guru, atau orang tua.

Konflik di lingkungan sekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah akademik, sosial, atau psikologis.

Beberapa contoh kasus konflik di lingkungan sekolah adalah sebagai berikut:

Baca Juga: Bagaimana Sebab-sebab dan Akibat dari Konflik Aceh dan Portugis?

- Seorang siswa dan guru sering berkonflik karena masalah nilai.

Siswa merasa guru tidak adil dan tidak kompeten dalam menilai hasil belajarnya, sedangkan guru merasa siswa tidak rajin dan tidak menghargai usahanya.

Akibatnya, hubungan mereka menjadi tegang dan tidak produktif.

- Seorang siswa dan teman sekelas sering berkonflik karena masalah persahabatan.

Siswa merasa teman sekelasnya tidak setia dan tidak mendukungnya, sedangkan teman sekelasnya merasa siswa tersebut terlalu sensitif dan tidak bisa menerima kritik.

Akibatnya, hubungan mereka menjadi retak dan tidak harmonis.

- Seorang orang tua dan kepala sekolah sering berkonflik karena masalah kebijakan.

Orang tua merasa kepala sekolah tidak bijaksana dan tidak peduli dengan kepentingan siswa, sedangkan kepala sekolah merasa orang tua tidak kooperatif dan tidak menghormati otoritasnya.

Akibatnya, hubungan mereka menjadi bermusuhan dan tidak saling menghargai.

Konflik di Lingkungan Masyarakat

Konflik di lingkungan masyarakat adalah jenis konflik yang sering terjadi di antara kelompok-kelompok sosial yang berbeda.

Konflik di lingkungan masyarakat dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah politik, ekonomi, sosial, budaya, atau agama.

Beberapa contoh kasus konflik di lingkungan masyarakat adalah sebagai berikut:

- Sebuah kelompok etnis dan kelompok etnis lainnya sering berkonflik karena masalah tanah.

Kelompok etnis pertama merasa memiliki hak atas tanah tersebut karena merupakan tanah leluhur mereka, sedangkan kelompok etnis kedua merasa memiliki hak atas tanah tersebut karena merupakan tanah yang mereka garap dan produktifkan.

Akibatnya, hubungan mereka menjadi bergejolak dan sering terjadi bentrokan fisik.

- Sebuah kelompok agama dan kelompok agama lainnya sering berkonflik karena masalah kepercayaan.

Kelompok agama pertama merasa memiliki kebenaran mutlak dan tidak mau mengakui keberadaan kelompok agama lainnya, sedangkan kelompok agama kedua merasa memiliki hak untuk beribadah sesuai dengan keyakinan mereka.

Akibatnya, hubungan mereka menjadi tegang dan sering terjadi intimidasi atau diskriminasi.

- Sebuah kelompok politik dan kelompok politik lainnya sering berkonflik karena masalah kekuasaan.

Kelompok politik pertama merasa memiliki legitimasi dan tidak mau melepaskan jabatan mereka, sedangkan kelompok politik kedua merasa memiliki dukungan dan tidak mau menghormati hasil pemilu.

Akibatnya, hubungan mereka menjadi konfrontatif dan sering terjadi aksi protes atau kekerasan.

Apa Saja Faktor Penyebab Konflik Tersebut?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan konflik-konflik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Berikut adalah beberapa faktor penyebab konflik menurut para ahli¹:

- Perbedaan individu, seperti perbedaan pendapat, pandangan, kepentingan, atau tujuan antara anggota keluarga, siswa, guru, atau orang tua.

- Perbedaan latar belakang kebudayaan, seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, adat, atau nilai antara kelompok-kelompok sosial yang berinteraksi.

- Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok, seperti kepentingan ekonomi, politik, sosial, atau kekuasaan yang saling bertentangan atau bersaing.

- Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat, seperti perubahan teknologi, informasi, pendidikan, atau gaya hidup yang dapat menimbulkan ketidaksesuaian atau ketidakpuasan.

Konflik yang Terjadi Bertentangan dengan Sila ke Berapa dalam Pancasila?

Konflik yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat dapat bertentangan dengan beberapa sila dalam Pancasila, tergantung pada jenis dan dampaknya.

Berikut adalah beberapa contoh:

- Konflik yang disebabkan oleh perbedaan agama dapat bertentangan dengan sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sila ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia mengakui dan menghormati keberagaman agama yang ada di Indonesia, serta menjunjung tinggi nilai-nilai ketaqwaan dan toleransi.

- Konflik yang disebabkan oleh perbedaan etnis atau ras dapat bertentangan dengan sila kedua, yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Sila ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia menghargai dan menghormati hak asasi manusia, serta menjauhi diskriminasi dan kekerasan.

- Konflik yang disebabkan oleh perbedaan politik atau kekuasaan dapat bertentangan dengan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia.

Sila ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia bersatu dalam kebhinekaan, serta menjaga kedaulatan dan integritas negara.

- Konflik yang disebabkan oleh perbedaan pendapat atau kepentingan dapat bertentangan dengan sila keempat, yaitu Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan.

Sila ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia menjalankan demokrasi yang berdasarkan kepentingan rakyat, serta menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan mufakat.

Demikian artikel tentang contoh kasus atau konflik yang terjadi di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Semoga menambah wawasan Anda.

Baca Juga: Sejarah Rohingya Diusir dari Myanmar, Dimulai oleh Polah Inggris?